Blogger Templates

Rabu, 03 Agustus 2011

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI DENGAN MALPRESENTASI


Ny.N usia 26 tahun beragama Islam, pendidikan terakhir SD bersuamikan Tn. B usia 28 tahun pendidikan terakhir SMP, bekerja sebagai buruh. Pasangan ini tinggal di Jl. Kalianyar Tambora Jakarta Barat.
Anamnesa dilakukan tanggal 24/11/2010 di Kamar bersalin RSIA Budi Kemuliaan. Klien datang ke RSIA Budi kemuliaan kiriman puskesmas Tambora pada tanggal 10/10/2010 pukul 11.30 WIB dengan keluhan utama mules-mules dan keluar darah lendir serta letak sungsang. HPHT tanggal 20/01/2010 TP tanggal 27/10/2010.
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit-penyakit seperti asma, diabetes mellitus, perdarahan antepartum, jantung, hipertensi. Riwayat operasi tidak ada, riwayat alergi obat tidak ada, riwayat penyakit keturunan dan gamely tidak ada. Pasien juga tidak mempunyai kebiasaan seperti minum obat-obatan, alcohol dan tidak merokok. Pasien mengaku ANC rutin di puskesmas Tambora dan selama hamil dikatakan kehamilan sungsang. Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan USG selama hamil.
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
no Tgl/thn
Lahir anak Usia
kehamilan Jenis
Persalinan Tempat
persalinan penyulit Jenis
kelamin BB
PB Keadaan
anak
1 10-1-01 Aterm Spontan dukun Tdk ada ♀ - sehat
2 Ini

Pergerakan janin dalam 24jam terakhir aktif lebih dari 10 kali, makan terakhir jam 07.30 wib, minum terakhir jam 12.00 wib, BAK terakhir jam 11.00 wib.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Manajemen Kala II (pukul 11.30)
Quick check : pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati, sesak,: tidak ada. Pergerakan janin : janin gerak aktif

S : Pasien mengeluh mules” sejak jam 05.00 wib dan keluar air” warna putih jernih sejak jam 11.00 wib dan darah lendir.
O : KU : baik kesadaran : compos mentis keadaan emosional : stabil
TTV : TD :120/80 mmHg Nadi : 80x/mnt RR :22 x/mnt Sh : 36°C

Konjungtiva : tidak pucat, sclera : tidak ikterik
Pada ekstremitas : tidak ada oedema
Palpasi Abdomen : TFU : 34 cm
Leopold I : teraba keras, bulat, melenting
Leopold II :teraba bagian kecil (kanan), teraba lebar keras seperti papan (kiri)
Leopopld III : teraba lembek, agak bulat, tidak melenting
Leopold IV : teraba 3/5 bagian
Taksiran berat janin dengan rumus “John Tauscak” yaitu: 34-12x155=3410 gram.
His 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik.
Auskultasi : punctum maksimum : pinggir kiri pusat,bunyi jantung janin 142x/menit teratur.
Dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi menilai keadaan :
pembukaan : lengkap
ketuban : - (negatif) warna putih keruh
presentasi : bokong
penurunan : Hodge III
Posisi : sakrum kanan depan
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan laboratrium :
Hb :14,1 gr%
Leukosit : 10,2 rb/ul
Thrombosit : 383 rb/ul
A : G2P1A0 hamil 40mgg>3 hari partus kala II d/ Letak sungsang
janin tunggal hidup presentaasi bokong
masalah potensial : gawat janin, after coming head, PK II lama
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga.TD 120/80 Nd:80x/mnt Rr: 22x/mnt Sh: 36C,his 4x/10mnt lamanya 40dtk, pembukaan lengkap presentasi bokong.
2. Melakukan informed consent dan informed choice untuk persetujuan tindakan medic yang akan dilakukan.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk rencana persalinan. Rencana persalinan pervaginam.
4. Mempersiapkan alat emergency pada letak sungsang, yaitu menyiapkan forcep Naegle dan alat resusitasi bayi.
5. Memberikan ibu dukungan agar ibu tenang dalam menjalani proses persalinan.
6. Menganjurkan suami untuk terus mendampingi ibu selama persalinan.
7. Mengobservasi his dan DJJ disela-sela his yang melemah.
8. Menganjurkan suami untuk memberikan nutrisi disaat his menghilang.
9. Melengkapi partograf
10. Melakukan pendokumentasian.

Jam 11.33 os masuk Kamar Bersalin
S : os mengeluh mules ingin meneran
O : KU :baik kesadaran : Compos mentis keadaan emosional: stabil
His : 3x 10 menit lamanya 30 detik
PD atas indikasi menilai kemajuan partus ( o/ dr. SpOG )
pembukaan : lengkap
ketuban : negatif warna putih jernih
presentasi : muka
penurunan kepala : Hodge III
posisi : dagu anterior
molase : tidak ada
A : G2P1A0 Hamil 40mgg>3hari PK II d/ letak muka+ inersia uteri
Janin Tunggal Hidup Presentasi Muka
Masalah potensial: gawat janin, after coming head, PK II lama
P :
1. Menginformasika kepada ibu dan keluarga bahwa posisi janin letak muka dan tetap memberi dukungan kepada ibu dan menganjurkan ibu untuk meneran disaat kontraksi yang kuat
2. Menginformasikan kepada suami untuk mendampingi ibu dan memberikan hidrasi ketika kontraksi menghilang
3. Mengobservasi his dan DJJ disaat his menghilang
4. Melakukan kolaborasi dengan dr. untuk pemasangan pytosin infus 5U 20 tetes per menit. Pasien dipasang infuse RL + 5U oksitosin 20 tpm.
5. Memimpin ibu meneran di saat kontraksi kuat dan menganjurkan ibu untuk beristirahat disela-sela kontraksi.
6. Melakukan pertolongan persalinan sungsang spontan dan memperhatikan prinsip PI
7. Melakukan pendokumentasian dan melengkapi partograf.

Jam 11.38
Bayi lahir spontan dengan letak muka dagu anterior A/S 9/9 ,JK: laki-laaki BB=2700 gram,PB=48 cm, LK=35cm, LLA=10cm. Bayi dilakukan IMD selama 30menit dan bayi dibawa ke lantai V untuk observasi lebih lanjut. Muka bayi tampak seperti bengkak dan merah-merah.

Manajemen kala III
S : os merasa mules, lelah dan senang
O : KU :baik kesadaran: Compos mentis Keadaan emosional: stabil
TTV: TD: 110/70 mmHg Nd:88x/mnt Rr:21x/mnt sh:36C
Palpasi abdomen :tidak ada janin kedua
Kontraksi uterus baik, Tinggi fundus sepusat
kandung kemih kosong, Perdarahan 150cc.
A : P2A0 partus kala III
P :
1.Menginformasikan kepada Ibu bahwa plasenta akan segera dilahirkan
2. Melakukan manajemen aktif kala III :
- Memberikan suntikan Oksitosin 10 U/ IM
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali
- Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir
3. Menganjurkan suami untuk memberikan hidrasi kepada ibu
Jam 11.40 plasenta lahir lengkap foetal secara Schultze, kotiledon lengkap tidak terdapat infark plasenta dan tidak terdapat plasenta sukseturiata.
Manajemen kala IV
S : os merasa lelah dan senang
O : TTV TD:110/70mmHg Nadi:88x/mnt Rr :20x/mnt sh : 36 C
Palpasi abdomen tinggi fundus sepusat, kontraksi uterus baik,
Perdarahan150cc, perinium lecet.
A : P2A0 kala IV
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, TTV normal,kontraksi uterus baik, TFU sepusat, perdarahan 150cc
2. Mendekontaminasikan alat-alat kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
3. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan membersihkan / memandikan tubuh ibu
4. Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan suami atas kelahiran anaknya
5. Memberikan ibu hidrasi dan menganjurkan ibu untuk makan
6. Mengajari cara masase,dan memberitahukan kontraksi rahim yang baik dan kurang baik yaitu jika rahim teraba keras berarti kontraksi baik dan jika rahim teraba lembek ibu harus segera memberitahu petugas. Ibu mengerti yang dijelaskan.
7. Mengobservasi TD, nadi, kontarsi uterus, TFU, kandung kemih,dan perdarahan setiap 15menit pada 1 jam pertama dan setiap30 menit pada 1 jam kedua serta observasi suhu setiap jam.
8. Mengiformasikan kepada ibu tentang tanda bahaya pada ibu seperti: pusing kepala hebat, nyeri ulu hati, perdarahan banyak, kontraksi rahim lembek dan jika ibu mengalami seperti itu, ibu dianjurkan untuk segera memberitahu petugas. Ibu mengerti.
9. Melengkapi partograf dan melakukan pendokumentasian.






PEMBAHASAN

Proses persalinan Ny. N berlangsung pada tanggal 24 November 2010 pukul 11.38 wib. Persalinan klien yaitu persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri tanpa adanya rangsangan bantuan dari luar (Rustam Muchtar, 1992) dan merupakan persalinan dengan usia kehamilan aterm, yaitu proses persalinan antara usia gestasi 37 minggu-42 minggu dengan berat janin ≥2500 gram (Sarwono, 2006). Asuhan sayang ibu dan bayi dimasukkan sebagai bagian persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu. Dukungan dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali upaya yang mungkin sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menhgadirkan teman atau saudara yang secara khusus diminta untuk menemaninya (Enkin, et al, 2000). Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan menentukan keputusan dalam penatalaksanaannya (JNPKKR-POGI, 2000).
Pada kala I ditemukan masalah malpresentasi pada janin, yaitu letak bokong (sungsang) tetapi setelah dilakukan PD ulang pada pemeriksaan vagina teraba muka, mulut dan rahang (presentasi muka) dengan posisi dagu anterior. Dalam kasus ini petugas kesehatan kurang terampil dalam melakukan pemeriksaan dalam sehingga dapat menyebabkan kesalahan mendiagnosa. Petugas harus bisa membedakan presentasi bokong dengan muka yang dapat diketahui dari perabaan sewaktu periksa dalam. Dalam presentasi bokong dapat diraba sacrum, sedangkan pada presentasi muka dapat diraba hidung, mata dan mulut.
Diagnosis dibuat sesuai dengan istilah atau nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu pada data utama, analisis data subjektif dan objektif yang diperoleh. Diagnosis menunjukkan variasi kondisi yang berkisar antara normal dan patologik yang memerlukan upaya korektif untuk menyelesaikannya (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Pada kasus ini petugas kurang terampil dalam melakuan Periksa Dalam sehingga salah dalam mendiagnosa. Petugas harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada keluarga pasien dengan adanya kesalahan dalam mendiagnosa, gunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan salah paham.
Pada kala II ibu mengalami inersia uteri dengan his 3x 10 menit lamanya 30 detik. Dalam kasus ini psien mengalami inersia uteri sekunder, karena penurunan his timbul setelah berlangsungnya his kuat untuk waktu yang lama (Sarwono, 2006). Dengan adanya kelainan his ini pasien dipasang infus RL+ 5U synto, tindakan ini tidak sesuai dengan teori karena pytosin infus dosis awal mulai dengan 2,5 U dengan tetesan 10tpm (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal). Pasien yang dilakukan pemasangan infus pytosin jangan ditinggalkan sendirian, tetapi harus dengan pengawasan ketat dari petugas. Bahaya dari pemberian pytosin infuse adalah rupture uteri karena his yang terlalu kuat dan bisa menimbulkan bayi asfiksia. Asuhan sayang ibu yang diberikan yaitu ibu didampingi suami saat persalinan. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Bayi lahir spontan dengan jenis kelamin perempuan. Keadaaan bayi saat lahir menangis, warna kulit kemerahan, dan muka tampak agak bengkak dan merah, tonus otot baik.
Pada kala III dilakukan manajemen aktif kala III. Plasenta lahir spontan secara Scultze Foetal. Setelah plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih ada sebagian yang tertinggal dalam kavum uteri karena dapat menyebabkan perdarahan (Sarwono, 2006).
Kala IV berjalan dengan normal dan telah dilakukan pemantauan kala IV dengan seksama. Selama kala IV petugas memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan (Maternal dan Neonatal, 2006). Tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan sudah dipantau dalam kala IV. Semua tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I sampai kala IV sudah di catat dalam partograf. Fungsi partograf itu sendiri adalah sebagai alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (Asuhan Persalinan Normal, 2008 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar