Blogger Templates

Rabu, 03 Agustus 2011

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Hingga tahun 2008, angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04/1000 kelahiran hidup artinya terdapat 31,04 bayi meninggal dalam setiap 1.000 kelahiran.

Sesuai dengan Millenium Development Goals 4 (MDG 4), tahun 2015 Indonesia harus mampu menurunkan angka kematian bayi hingga 17/1000 kelahiran hidup. Target yang masih sangat jauh untuk kurun waktu yang cukup singkat, kurang lebih 5 tahun lagi dari sekarang.

I.2 Tujuan Penulisan

A. Tujuan Umum
Sebagai bukti nyata yaitu tugas dari pendidikan untuk melengkapi nilai dan dapat memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensip pada bayi baru lahir normal dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

B. Tujuan Khusus
a. Dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan menggunakan manajemem kebidanan
b. Agar dapat melakukan pengkajian pada bayi baru lahir
c. Agar dapat menentukan diagnose bayi baru lahir
d. Mampu mendeteksi secara dni kasus fisiologis atau patologis pada bayi baru lahir
e. Dapat menetukan perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
f. Dapat melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
g. Dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
h. Dapat melakukan evaluasi dari suatu tindakan

C. Ruang Lingkup















BAB II
TINJAUAN TEORI

Bayi Baru Lahir
Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir. Karena perubahan ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya di luar uterus.
Tujuan asuahn bayi baru lahir
1. Melaksanakan pengkajian pada bayi baru lahir
2. Menentukan masalah potensial yag mungkin terjadi pada bayi baru lahir
3. Melakukan tindakan segera jika terjadi kegawat daruratanpada bayi baru lahir
4. Menentukan rrencana tindakan sesuai dengan prioritas masalah
5. Melaksanakan intervensi pada bayi baru lahir
6. Melakukan evaluasi terhadap penatalaksanaan bayi baru lahir

Sebagai akibat perubahan lingkungan, dari dalam uterus keluar uterus, bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik, dan teknik. Proses ini menyebabkan bayi baru lahir normal mengalami hal-hal sebagai berikut:

1. Gangguan metabolisme karbohidrat
Gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml menurun menjadi 50 mg/100ml dalam waktu 2jam setelah lahir.

2. Gangguan umum
Suhu lingkungan yang tidak baik (bayi tidak dapt mempertahankan suhu lingkungannya sekitar 36-37 c) akan menyebabkan bayi menderita hipotermi, hipertermi dan trauma dingin.
3. Perubahan system sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen dalam alveoli meningkat, sebaliknya tekanan co2 menurun. Hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus menutup.
4. Respirrasi
Pola respirasi agak menyimpang selama beberapa jam pertama setelah dilahirkan dengan frekuensi antara 40-60 kali/menit. Sesudah 2jam, frekuensi respirasi menurun menjadi sekitar 40 kali/menit ketika bayi sedang tidur.
5. Warna kulit
Bayi harus berwarna merah muda bersih tetapi mungin terdapat sedikit kebiruan pada ekstremitas.
6. Postur
Bayi normal secara alami akan mengambil sikap fleksi yang serupa dengan sikap meringkuk di dalam rahim.
7. Gerakan ketika ditelanjangi dn terjaga, bayi harus dapat menggerakan anggota badannya dengan kuat dan bebas. Tonus ototnya harus kencang.
8. Refleks
Refleks yang terdapat pada neonatus normal, antara lain:
a. Refleks Moro
Reflek ini merupakan tanda adanya koordinasi neuromuscular yang baik. Terdiri atas gerakan melontarkan kedua lengan kemudianmenariknya kembali dalam bentuk gerakan “memeluk” jika bayi diberi rangsangan tiba-tiba.
b. Reflek grasping
Reflek ini berupa gerakan menggenggam benda-benda yang disentuhkan ketelapak tangan bayi.
c. Reflek rooting
Jikka pipi bayi disentuh, ia akan menolehkan kepalanya kesisi yang disentuh.
d. Reflek suckling
Bayi normal yang matur akan berupaya menghisap setiap benda yang menyentuh bibirnya.
e. Reflek tonic neck
Bayi seolah mengangkat kepalanya bla kedua tangan diangkat.
f. Reflek babinsky
Reflek babinsky dinyatakan negative jika saat telapak kaki disentuh, jari-jari kaki fleksi.
Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik, bayi akan bernafas spontan dan kulitnya kemerah-merahan.







Penilaian bayi baru lahir
Keadaan umum bayi dinilai dengan menggunakan skala APGAR
0 1 2 NA
Apperance (warna kulit) Pucat Badan merah,ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerahan
Pulse rate (frek.nadi) Tdk ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimace (reaksi rangsangan) Tdk ada Sedikit gerakan mimic Batuk/bersin
Activity( tonus otot) Tdk ada Ekstremitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif
Respiration(pernafasan) Tdk ada Lemah/tidak teratur Baik/menangis
Jumlah


Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh Karena itu jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh bayi maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermi. Bayi dengan hipotermi dapat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang relatif hangat.



A. Mekanisme Kehilangan Panas
1. Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas bias karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan atau diselimuti.
2. Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung anntara tubuh bayi dengan permukaan yang lebih dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi yang akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.
3. Konveksi
Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar udara seitar
Yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
4. Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi dittempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bias kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi meskipun tidak bersentuhan langsung.




mencegah kehilangan panas
1. Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporsi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupkan rngsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Segera setelah mengeringan tubuh bayi dan setelah memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi.
3. Selimuti bagian kepala bayi
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapt menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi denagn kain atau selimut bersih dan kering. Beraat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/ diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
6. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
Idealnya bayi baru lahir ditempatkan ditmpat tidur yang sama dengan ibunya. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untu menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.


Keadaan klinik bayi normal segera setelah lahir
Pada waktu bayi lahir sangat aktif. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian turun sampai 140-120x/menit pada menit ke 30. Bayi tidur dalam beberapa menit sampai 4jam. Pada saat bayi pertama kali bangun dari tidurnya, ia menjadi mudah terangsang, dengan prekuensi bunyi jantug menguat dan dengan perubahan warna serta kadang-kadang keluar lender dari mulut. Sudah masa ini dilampaui, keadaan bayi mulai stabil, daya isap searta reflex sudah teratur.

Profilaksis perdarahan bayi baru lahir
Semua bayi baru lahir haru s diberikan vitamin K1 injeksi1 mg dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin k yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.

Pemeriksaan bayi baru lahir
Lakuan pemeriksaan umtuk memastikan bayi tersebut normal atua tidak segera setelah lahir, yang diperiksa adalah :
1. Kepala : Besar, bentuk, sutura, kaput suksedanum, sepal hematum dsb
2. Muka : pembengkakan pada muka, mongoloid.
3. Mata : Perdarahan subkonjugtiva, mata yang menonjol, cairan yang keluar.
4. Telinga ; Kelainan daun telinga, bentuk telinga.
5. Hidung : Kelainan pada lubang hidung, cuping hidung
6. Mulut : Labioskizis, Labiopalatoskizis, Labiopalatogenatoskizis.
7. Leher : Benjolan, pembengkakan
8. Dada : Bentuk, pernafasan, bunyi paru-paru
9. Perut : Kembung, omfalokel, hernia difragma.
10. Tali pusat : Perdaraan, 2 arteri 1 vena
11. Punggung : spina bifida, meningokel di belakang kepala
12. Anggota gerak : Polidaktili, sindatili, fasvarus, fasvagus.
13. Alat kelamin : tanda hematom, perdarahan atau lendir dari vagina, labia serta klitoris.
14. Lain-lain :
Mekonium harus keluar dalam 24 jam setelah lahir, bila tidak ada curigai adanya atresia ani atau obstruksi usus.




Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada putting susu ibu akan diteruskan oleh serabut saraf kehipofisis anterior untuk mengeluarkan prolaktin. Aprolaktin inilah yang memau payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi menghisap putting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi apabila penghisa[an putting susu cukup adekuat maka akandihasilkan secara bertahap 10-100ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari. Produksi ASI mulai menurun (500-700) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600ml pada 6 bulan kedua usia bayi.

Refleks Laktasi
Dimasa laktasi terdapat 2 mekanisme reflex, pada ibu yaitu reflex prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam produksi asi, kontraksi mioepitel payudsra, serta involusi uterus.
Pada bayi baru lahir terdapat 3 jenis reflex yaitu :










Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Ny. A usia 35 tahun beragama islam, pendidikan terakhir SMP. Bersuamikan Tn. B usia 31 tahun pendidikan terakhir D3 Ekonomi, bekerja sebagai karyawan swasta. Pasangan ini tinggal di Jl. Luar Batang V RT 010/003 No.21 Penjaringan Jakarta Pusat.
Anamnesa dilakukan tanggal 09/09/2010 diruang bersalin RSIA Budi Kemuliaan. Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit-penyakit seperti hipertensi, asma, diabetes mellitus, dan komplikasi lain seperti perdarahan antepartum, preeclampsia/eklampsia. Pasien juga tidak mempunyai kebiasaaan minum obat-obatan, alcohol dan tidak merokok.
By. Ny. A lahir spontan pada tanggal 09/02/2010 ditolong oleh Bd.Zulfa di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta. Kala 1 lamanya 7 jam 10 menit, kala II 5 menit, kala III 5 menit, warna air ketuban putih keruh, tidak ada komplikasi-komplikasi selama persalinan, kelahiran tunggal dengan jenis kelamin laki-laki, umur kehamila aterm, plasenta lahir spontan.

Manajemen Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

S : -
O : Bayi lahir spontan menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot baik pada tanggal 09 Februari 2010 pukul 13.10 WIB di kamar Bersalin RSIA Budi Kemuliaan.
Air ketuban : warna putih keruh
Jenis Kelamin : perempuan
Kelahiran : tunggal
Usia kehamilan : 40 minggu
Plasenta : lahir spontan
A/S : 9/9
Keadaan Umum : baik
Kepala : tidak ada cepal hematoma, tidak ada kaput suksedanum, tidak ada molase.
Mata : simetris tidak ada infeksi
Hidung : normal tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : tidak ada labio skizis, tidak ada labio palate skizis, tidak ada labio palate genato skizis
Telinga : simetris
Leher : tidak ada benjolan
Dada : putting susu simetris
Perut : tidak ada omfalokel, tidak ada hernia diafragma
Tali Pusat : normal, terdiri dari 2 arteri, 1 vena dan tidak ada pendarahan
Punggung : normal, tidak ada spina bifida, tidak ada meningokel
Ekstremitas : normal, tidak ada polidaktili, tidak ada sindaktili, tidak ada pasvarus, tidak ada pasvagus
Genitalia : testis sudah memasuki skrotum
Anus : ada
Reflek : reflek moro, rooting, tonic neck, graft, suckling baik, reflek babinsky negative



Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 47 cm
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar Lengan Atas : 12 cm

Eliminasi : mekonium belum ada, Air kemih belum ada

A : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan
Masalah Potensial : Hipotermi
P:
1. Mengiformasikan hasil pemeriksaan pada Ibu dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik : Nd: 134x/menit , Sh: 36,7 c , BB: 3000 gram
2. Memberikan obat tetes mata Erlamicetin 0,5 % pada bayi masing-masing mata kanan dan kiri sebanyak 1 tetes
3. Memberikan vit. K injeksi dengan dosis 0,5 cc dipaha kiri secara IM untuk pencegahan perdarahan intracranial
4. Melengkapi pendokumentasian yaitu melakukan cap sidik jari dan telapak kaki bayi
5. Merapihkan bayi serta tetap menjaga kehangatan bayi
6. Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pda bayi baru lahir kepada ibu yaitu, bayi biru, kuning, demam, tidak mau menetek, menangis terus menerus, kejang.
7. Memberikan penyuluhan agar bayi sebaiknya dijemur setiap pagi dibawah jam 8 selama 10-15 menit tanpa berpakaian
8. Memberikan bayi kepada ibu tap hangat untuk disusui sebagai sarana agar bayi tetap hangat serta sambil melihat keadaan umum bayi.


BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Bayi lahir spontan dan telah dilakukan inisiasi menysui dini. Berdasarkan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya masalah. Aspek yang perlu diperhatiakn pada penanganan bayi baru lhir adalah keadaan bayi secara umum, mempertahankan suhu tubuh bayi, penegahan infeksi serta perawatan tali pusat.
Masalah potensial bayi yaitu rentan terjadi hipotermi karena bayi belum mampu mempertahankan suhu tetap ditubuhnya. Menjaga bayi tetap hanagt dapat dilakukan denagn menyelimuti bayi dan memastiakan tertutup, dan kontak dini dengan ibu untuk mempererat ikatan batin dan memulai pemberian ASI ( Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2004)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar