Blogger Templates

Rabu, 03 Agustus 2011

Askeb Malpresentasi pada bayi

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN MALPRESENTASII
Tinjauan Teori
Malposisi adalah posisi abnormal dari verteks kepala janin terhadap panggul ibu.
Malpresentasi adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi verteks.
Masalah; janin yg dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)
Diagnosis Malpresentasi
Presentasi Muka
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin .
Penolong akan meraba muka, mulut , hidung dan pipi
Etiologi : panggul sempit, janin besar, multiparitas, perut gantung,anensefal, lilitan talipusat
Dagu merupakan titik acuan, sehingga ada presentasi muka dengan dagu anterior dan posterior
Sering terjadi partus lama. Pada dagu anterior kemungkinan persalinan dengan terjadinya fleksi.
Pada presentasi muka dengan dagu posterior akan terjadi kesulitan penurunan karena kepala dalam keadaan defleksi maksimal
Posisi dagu anterior, bila pembukaan lengkap :
- lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
- bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip
- bila penurunan kurang lancar, lakukan forsep
Ny. N 29th IRT bersuamikan Tn. B 40th buruh yg tinggal di Jl. Kalianyar no.48 Rt 10/04 Tambora Jak-Bar.
Jam 11.30
Os datang ke UGD kiriman PKM Tambora dengan Letsu,pembukaan 9cm.
Quick check : pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati, sesak,: tidak ada. Pergerakan janin : ada
S : keluhan utama : mules” sejak jam 05.00 wib
keluhan tambahan : keluar air” warna putih jernih sejak jam 11.00 wib dan darah lendir
os mengaku hamil anak ke dua, usia kehamilannya 9 bulan, ANC di PKM Tamburan, dikatakan bahwa kehamilan sungsang. Anak pertama perempuan usia 10thn ditolong oleh dukun kehamilan aterm.Riwayat penyakit, alergi obat, operasi : tidak ada
HPHT : 20-01-10 TP : 07-10-10
O : KU : baik kes : compos mentis kead.emosional : stabil
TTV : TD :120/80 mmHg Nadi : 80x/mnt
RR :22 x/mnt Sh : 36C
oedema pada muka : -/-
Palpasi Abdomen : TFU : 34 cm, TBJ :3410 gram
Leopold I : teraba keras, bulat, melenting
Leopold II :teraba bagian kecil (kanan), teraba lebar keras seperti papan (kiri)
Leopopld III : teraba lembek, agak bulat, tidak melenting
Leopold IV : teraba 3/5 bagian
His : 4x/10 mnt lamanya 40 detik
Auskultasi : DJF : 132x/mnt teratur
Inspeksi : Bloodsym +
PD a/I menilai keadaan :
pembukaan : lengkap
ketuban : - (negatif)
presentasi : bokong
penurunan : Hodge III
Posisi : sakrum kanan depan
A : G2P1A0 hamil 40mgg>3 hari partus kala II d/Letak sungsang
janin tunggal hidup presentaasi bokong
masalah potensial : gawat janin, after coming head, PK II lama
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga.TD 120/80 Nd:80x/mnt Rr: 22x/mnt Sh: 36C,his 4x/10mnt lamanya 40dtk, pembukaan lengkap tetapi bagian terendah bayi bokong.
2. Melakukan informed consent dan informed choice u/ persetujuan tindakan medik.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter u/ rencana persalinan. Rencana persalinan pervaginam.
Jam 11.33 os masuk KB
S : os mengeluh mules ingin meneran
O : KU :baik kesadaran : CM kead.emosional: stabil
His : 3x 10 menit lamanya 30 detik
PD a/I menilai kemajuan partus ( o/ dr. spOG )
pembukaan : lengkap
ketuban : negatif wara putih jernih
presentasi : muka
penurunan kepala : hodge III
posisi : dagu anterior
molase tidak ada
A : G2P1A0 Hamil 40mgg>3hari PK II d/ letak muka+ inersia uteri
Janin Tunggal Hidup Presentasi Muka
Masalah potensial: gawat janin,after coming head,PK II lama
P :
1. Menginformasika kepada ibu dan keluarga bahwa posisi janin letak muka dan tetap memberi dukungan kepada ibu
2. Menginformasikan kepada suami u/ mendampingi ibu dan memberikan hidrasi ketika kontraksi menghilang
3. Melakukan kolaborasi dengan dr. u/ pemasangan pytosin infus 5U 20 tetes per menit.
4. Melakukan informed consent u/ pemasangan infus RL+ 5U synto 20 tpm.
5. Memimpin ibu meneran di saat kontraksi kuat dan menganjurkan ibu u/ beristirahat disela-sela kontraksi.
6. Mendengarkan DJJ disaat kontraksi menghilang. DJJ 138x/mnt
7. Melakukan pertolongan persalinan spontan.
8. Melakukan pendokumentasian dan melengkapi partograf.
Jam 11.38
Bayi lahir spontan d/ letak muka dagu anterior A/S 9/9 ,JK: laki-laaki BB=2700 gram,PB=48 cm, LK=35cm, LLA=10cm
Bayi dilakukan IMD selama 30menit dan bayii dibawa ke lantai5 u/ observasi lebih lanjut. Muka bayi tampak seperti bengkak dan merah-merah.
KALA III
S : os merasa lelah dan senang
O : KU :baik kes: CM Kead.emosional: stabil
TTV: TD: 110/70 mmHg Nd:88x/mnt
rr:21x/mnt sh:36C
Palpasi abdomen :tidak ada jannin kedua
Kontraksi uterus : baik TFU:sepusat
Kandung kemih : kosong
Perdarahan :150cc
A : P2A0 partus kala III
P :
1. Menginformasikan kepada Ibu bahwa plasenta akan segera dilahirkan
2. Melakukan manajemen aktif kala III :
- Memberikan suntikan Oksitosin 10 U/ IM
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali
- Melaukan masase uterus segera setelah plasenta lahir
3. Menunggu tanda-tanda pelepasan plasenta :
- uterus berbentuk globular
- tali pusat memanjang
- kadang disertai semburan darah singkat
4. Menganjurkan suami untuk memberikan hidrasi kepada ibu
Jam 11.40 plasenta lahir lengkap foetal terdapat 2arteri dan 1 vena.
Kala IV
S : os merasa lelah dan senang
O :TTV TD:110/70mmHg Nadi:88x/m nt
rr :20x/mnt sh : 36 C
Palpasi abdomen, TFU :sepusat, kontraksi uterus: baik
Perdarahan : normal perinium : lecet
A : P2A0 kala IV
P :
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,TTV normal,kontraksi uterus baik, TFU sepusat, perdarahan 150cc
2. Mendekontaminasikan alat-alat kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
3. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan membersihkan / memandikan tubuh ibu
4. Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan suami atas kelahiran anaknya
5. Memberikan ibu hidrasi dan menganjurkan ibu u/ makan
6. Mengajari cara masase,dan memberitahukan kontraksi rahim yang baik,dan kurang baik.
7. Mengobservasi TD, nadi, kontarsi uterus, TFU, kandung kemih,dan perdarahan setiap 15menit pada 1 jam pertama dan setiap30 menit pada 1 jam kedua serta observasi suhu setiap jam.
8. Mengiformasikan kepada ibu tentang tanda bahaya pada ibu seperti: pusing kepala hebat, nyeri ulu hati, perdarahan banyak, kontraksi rahim lembek dan jika ibu mengalami seperti itu, ibu dianjurkan u/ segera memberitahu petugas. Ibu mengerti.
9. Melengkapi partograf dan melakukan pendokumentasian.
Pembahasan
Proses persalinan Ny. N berlangsung pada tanggal 10 oktober 2010 pukul 11.38 wib. Persalinan klien yaitu persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri tanpa adanya rangsangan bantuan dari luar (Rustam Muchtar, 1992) dan merupakan persalinan dengan usia kehamilan aterm, yaitu proses persalinan antara usia gestasi 37 minggu-42 minggu dengan berat janin ≥2500 gram (Sarwono, 2006).
Asuhan sayang ibu dan bayi dimasukan sebagai bagian persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu. Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan menentukan keputusan dalam penatalaksanaannya (JNPKKR-POGI, 2000).
Pada kala I ditemukan masalah malpresentasi pada janin, yaitu letak bokong (sungsang) tetapi setelah dilakukan PD ulang, Pada pemeriksaan vagina teraba muka, mulut dan rahang (presentasi muka) dengan posisi dagu anterior. Pada kasus ini petugas kurang terampil dalam melakuan Periksa Dalam sehingga salah dalam mendiagnosa. Petugas harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada keluarga pasien dengan adanya kesalahan dalam mendiagnosa, gunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan salah paham.
Pada kala II ibu mengalami inersia uteri sekunder, karena dari awal hisnya bagus tetapi pada kala II mengalami kemunduran his. sehingga ibu dipasang infus RL+ 5U synto, tindakan ini tidak sesuai dengan teori karena pytosin infus dosis awal mulai dengan 2,5 U dengan tetesan 10tpm (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal).
Asuhan sayang ibu yang diberikan yaitu ibu didampingi keluarga saat persalinan. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
Pada kala III dilakukan manajemen aktif kala III yang dapat menurunkan kejadian perdarahan postpartum, mengurangi tranfusi darah dan terapi oksitosin ( Pusdinakes-WHO-JPHIEGO, 2003). Setelah plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih ada sebagian yang tertinggal dalam kavum uteri karena dapat menyebabkan perdarahan (Sarwono, 2006).
Kala IV berjalan dengan normal dan telah dilakukan pemantauan kala IV dengan seksama. Selama kala IV petugas memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan (Maternal dan Neonatal, 2006). Tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan sudah dipantau dalam kala IV.
Semua tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I sampai kala IV sudah di catat dalam partograf. Fungsi partograf itu sendiri adalah sebagai alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (Asuhan Persalinan Normal, 2008 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar