Blogger Templates

Rabu, 03 Agustus 2011

Kegawatdaruratan Kebidanan


 KEGAWAT DARURATAN DALAM KEBIDANAN
 Yaitu, keadaan yang dapat terjadi tiba-tiba, dapat disertai kejang, atau dapat timbul sebagai akibat dari suatu komplikasi yang tidak ditangani atau dipantau dengan semestinya.
 Yang termasuk kegawatdaruratan dalam kebidanan
1. Perdarahan dalam kehamilan.
2. Preeklamsia/ Eklamsia
3. Sepsis puerperalis
4. Syok dibidang obstetri
5. Distosia bahu
6. Prolapsus tali pusat
7. Persalinan macet & cephalopelvic disproportion
8. Ruptur uteri
9. Komplikasi kala III dan IV.
 Menghadapi kegawatdaruratan
 Untuk bereaksi terhadap kegawatdaruratan secara benar dan efektif dibutuhkan anggota-anggota tim medis yang mengetahui peranannya masing-masing dan bagaimana suatu tim harus berfungsi untuk memberikan reaksi yang paling efektif terhadap suatu kegawatdaruratan.
 Lanjutan…
 Para anggota tim juga harus mengetahui :
 Keadaan klinis, diagnosis, dan penanganannya
 Kegunaan, pemberian, dan efek samping obat-obatan
 Peralatan gawat darurat dan cara kerjanya.
 Tim Emergency
 Pada kasus gawat darurat yang mengancam jiwa menggunakan simbol warna biru. Keadaan ini mengharuskan penanganan segera pada ruang resusitasi. Kondisi darurat tidak gawat merupakan suatu kondisi dimana terjadi gangguan integritas fisiologis atau psikologis secara mendadak.
 Misalnya pasien dengan dislokasi, nyeri kepala non spesifik dan lainnya. Dalam Aplikasi pada IGD menggunakan simbol warna kuning.
 Sedangkan kondisi gawat tidak darurat adalah suatu kondisi yang potensial dapat mengancam jiwa dan dapat merusak fungsi vital organ seperti jantung, otak dan paru-paru. Contoh kasusnya antara lain acute dyspnea, nyeri abdominal akut, konfusi (kejang) akut dan lain sebagainya. Pada aplikasi menggunakan simbol warna merah. (emedicine.com)
Prosedur Umum Penanganan Kegawatdaruratan Beberapa prinsip umum manajemen kegawatdaruratan adalah yaitu :
1.Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).
2.Sadar peran petugas kesehatan dalam menghadapi korban dan wali/saksi.
3.Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan).
4.Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh.
5.Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai, lindungi korban dari kedinginan.
6.Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan dan yakinkan akan ditolong.
7.Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya ada kondisi yang membahayakan.
8.Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan anastesi umum dalam waktu dekat.
9.Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan dan terdapat alat transportasi yang memadai
Lima prosedur umum yang memberikan keseluruhan kerangka kerja pada penanganan pasien kegawatdaruratan :
1.Memeriksa situasi Informasi yang cepat dan tepat harus dikumpulkan dan diinterpretasikan oleh penolong pertama, terutama mengenai penyebab, riwayat kejadian, riwayat penyakit pasien termasuk obat-obatan yang telah digunakan. Bila pengkajian dilakukan dengan cepat pada suatu kasus akan menolong menentukan prioritas dan mencegah komplikasi yang utama.
2.Menentukan jenis dan kedalam cidera, penyakit atau masalah-masalah. Dalam menentukan jenis dari suatu kegawatdaruratan, sifat berarti tipe seperti jantung, paru-paru atau trauma. Kadang hal ini tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem lain seperti jantung paru-paru.
3. Memberikan pertolongan pertama yang tepat Seleksi terhadap prosedur pertolongan pertama tergantung pada interpretasi data. Pengkajian pasien dimulai dengan mengevaluasi tanda-tanda vital dan proses yang sangat serius sampai yang kurang serius, sehingga sistem prioritas yang sama dapat dilakukan pada pemberian pertolongan pertama. Penanganan kegawatdaruratan yang mengancam kehidupan harus segera dilakukan lebih dulu.
 4.Memberikan otoritas dan mengatur pemindahan. Penolong pertama sewaktu memulai pertolongannya harus menginstruksikan orang yang ada disekitarnya untuk meminta bantuan. Jika penolong sendirian perlu untuk memberikan pertolongan pertama yang vital bagi kehidupan dan harus dilakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi bila peralatan dan petugas kurang memadai.
 5.Lengkapi tindakan lanjutan (follow up). Merupakan prosedur-prosedur yang mendukung, mengganti dan menyertai pertolongan pertama. Mulai dari yang umum ke perawatan teknis. Pada dasarnya pertolongan pertama harus mempertimbangkan hal-hal ini sebagai prosedur perawatan lanjutan
a.Mempertahankan jalan napas dan cek tanda-tanda vital.
b.Memberikan rasa nyaman pasien bila mungkin
c.Mempertahankan suhu tubuh
d.Memberikan dukungan mental.
e.Memberikan cairan kecuali kontraindikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar