Blogger Templates

Jumat, 19 Agustus 2011

Keajaiban Cairan Amnion

...''AIR KEHIDUPAN'' DAN NAFAS PERTAMA BAYI

Cairan ketuban secara khusus diproduksi untuk janin, untuk menjamin organ-organ janin siap berfungsi setelah lahir. Sang janin, ketika di dalam rahim, menggunakan cairan ketuban untuk berlatih menyesuaikan diri dengan dunia luar dengan cara menelan cairan tersebut secara teratur. Dengan cara ini, lidah sang janin mulai merasakan rasa pahit, rasa manis, rasa asin dan asam. Setelah itu, kelenjar ludah mulai berfungsi. Cairan ketuban yang ditelan oleh janin akan membuat si janin menyiapkan usus untuk fungsi penyerapannya, dan membuat ginjal bekerja karena perlunya penyaringan konstan cairan tersebut dari darah. Cairan yang diserap dari ginjal dikirimkan kembali ke cairan ketuban, tanpa mencemarinya, karena ginjal memiliki kemampuan, berbeda dengan fungsi nantinya, menyaring dan mensterilkan cairan yang ditelan oleh si janin. Cairan ini, sama seperti saat anda membersihkan kolam renang, secara terus menerus dibersihkan dengan bantuan sedikit cairan lain.

Seiring dengan perkembangannya, cairan saluran cerna mulai disekresikan ke dalam lambung agar sistem pencernaan siap sepenuhnya. Dan sel-sel usus janin yang baru terbentuk memperoleh kemampuan untuk membedakan antara gula dan garam dan kemudian mengembalikan produk-produk sisa khusus ke darah sang ibu. Dengan cara ini, baik usus maupun ginjal sama-sama bekerja. Cairan ketuban dicerna oleh usus janin setiap 3 jam, berarti delapan kali sehari dan dikembalikan ke ibu melalui darah. Cairan yang tertelan dilepaskan ke kolam cairan ketuban, baik dari rahim ibu maupun dari paru-paru dan ginjal janin tempat cairan tersebut terbentuk. Dengan begitu, jumlah cairan ini, yang sangat penting bagi sang janin, tetap konstan. Karena sistem yang sempurna ini, sistem pencernaan janin bekerja tanpa membahayakan si janin.

Cairan ketuban tidak hanya mempersiapkan sistem pencernaan untuk masa setelah lahir, tapi juga menjamin si janin dapat bergerak lebih nyaman di dalam rahim sang ibu. Janin mengapung di dalam cairan ini sama seperti perahu dayung yang terikat di pelabuhan. Dalam keadaan ini, janin dapat bergerak dengan sangat aman di dalam rahim sang ibu. Cairan ini juga melindungi si janin dari setiap trauma dari luar. Tekanan dari arah manapun terhadap cairan ini disebarkan secara merata ke segala arah sehingga melindungi sang janin dari efek yang membahayakan. Sebagai contoh, jika si ibu berlari, guncangan yang terjadi tidak menimbulkan efek terhadap si janin; sama seperti gabus yang diguncang di dalam tabung yang berisi air. Sistem perlindungan yang sangat sempurna ini telah diciptakan untuk janin, setiap jenis bahaya yang mungkin terjadi telah diramalkan dan tindakan pencegahan terhadapnya pun telah disiapkan.

Keberadaan cairan ketuban juga penting bagi kesehatan sang ibu. Cairan ini mengisi seluruh rahim ibu, sehingga saat janin tumbuh dan makin berat, tidak menimbulkan tekanan terhadap rahim. Jika cairan ini tidak ada, janin yang terus tumbuh akan menyebabkan rahim terdesak ke bawah dan tekanan balik yang diberikan dinding rahim akan menyebabkan perkembangan janin yang normal menjadi tidak mungkin.

Cairan khusus ini memenuhi kebutuhan penting lainnya bagi janin, yaitu suhu yang tetap. Cairan menyebarkan panas secara merata dan didaur ulang secara terus menerus dan memiliki suhu yang tetap. Panas yang dibutuhkan untuk perkembangan janin disebarkan secara merata ke segala arah.

Jika terdapat masalah yang berhubungan dengan produktivitas cairan, keberlangsungan penjernihan ataupun penyesuaian volume cairan ini, maka pertumbuhan alami janin akan terganggu. Sebagai contoh, jika jumlah cairan ketuban kurang dari yang dibutuhkan, atau jika cairan ini tidak ada sama sekali, maka serangkaian ketidaknormalan akan mulai terjadi. Anggota gerak si janin lemah dan menjadi cacat, sendi-sendinya menyatu, kulitnya menjadi kendor, dan karena adanya tekanan, wajah menjadi cacat. Masalah yang paling serius adalah perkembangan paru yang terganggu dan si bayi mati segera setelah lahir.

Semua ini memperlihatkan bahwa sejak keberadaan manusia hingga saat ini, produksi cairan ketuban berlangsung secara terus menerus secara sempurna. Tanpa cairan ini, janin tidak dapat berkembang di dalam rahim ibunya. Jika satu tahap dalam penciptaan seorang manusia tidak terjadi, sebagai contoh seperti yang baru kami uraikan, jika produksi cairan ketuban kurang, kelahiran tidak akan pernah terjadi dan ras manusia tidak akan pernah ada. Cairan ini harus ada seiring dengan keberadaan janin.

Allah Subhanahu wata'ala yang menciptakan cairan ketuban dan sistem-sistem yang terkait dengannya. Dia juga menentukan berapa jumlah cairan ketuban yang dibutuhkan.

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya (Qur’an, 13:8).


Persiapan Untuk Nafas Pertama

Setelah lahir, hal yang paling penting bagi seorang bayi adalah bernafas; penting bagi paru-paru, yang belum pernah mengenal udara sebelumnya, mengisinya dengan udara dan mulai bernafas. Si bayi, yang sebelumnya menerima oksigen dari darah ibunya, sekarang harus mengambilnya sendiri dari udara dengan paru-parunya. Dan melalui cara yang menakjubkan, paru-paru, yang belum pernah menarik nafas sebelum lahir, mulai bernafas secara normal.

Pada saat bayi lahir, Allah Subhanahu Wata'ala menciptakan segala sesuatunya telah siap dan menjamin bahwa kesiapan paru-paru telah utuh seperti yang dibutuhkan. Untuk kesiapan paru-paru, diafragma mulai berperan; diafragma terletak di antara lambung dan rongga iga. Diafragma mulai berfungsi saat usia kehamilan menjelang 6 bulan. Awalnya diafragma mengembang dan berkontraksi secara intermitten atau sebentar-sebentar, beberapa kali dalam sejam, tapi setelah lahir ia akan mengembang dan berkontraksi secara terus menerus.

Bayi secara terus menerus berada dalam perlindungan khusus, tapi harus diingat bahwa ini bukanlah perlindungan dari si ibu. Saat janin berkembang, si ibu tetap menjalani hidup normalnya, tidak satupun perubahan yang terjadi pada dirinya berada dalam penguasaannya. Semua perkembangan ini terjadi oleh kekuatan abadi Allah. Allah Subhanahu Wata'ala telah menciptakan semua yang dibutuhkan bagi seorang anak untuk lahir ke dunia sebagai manusia normal dalam cara yang paling mengagumkan. Semua kebutuhan bayi saat ia masih dalam tahap janin dipenuhi.

Adalah Allah Subhanahu Wata'ala yang menentukan semua kebutuhan bagi seorang manusia baru untuk terlahir ke dunia dan membangun sistem yang berespon paling baik terhadap kebutuhan tersebut.

Kamis, 04 Agustus 2011

Andaikan Lelaki Tahu

Andai lelaki tahu.. 
Apabila seorang perempuan jatuh cinta,lelaki itu tidak semestinya punya segalanya tetapi lelaki itu adalah segalanya di hatinya.
Andai lelaki tahu.. Apabila seorang perempuan itu mengalirkan air mata, itu bukan bermakna dia lemah, tetapi dia sedang mencari kekuatan untuk terus tabah mencintai lelaki itu. 
Andai lelaki tahu.. Apabila seorang perempuan marah, memang dia tidak mampu mengawal perasaannya tapi percayalah, itu maknanya dia sangat mengambil berat dan menyayangi lelaki itu. Lihat saja pasangan yang baru bercinta, mereka jarang berantem. Tetapi percayalah semakin bertambah sayang mereka pada seseorang, semakin pula banyak sesuatu yang terjadi. 
Andai lelaki tahu.. Apabila perempuan cerewet, dia tidak pernah bermaksud untuk membuat anda risih, tapi dia mahu lelaki mengenalinya dengan lebih dekat. 
Andain lelaki tahu.. Apabila perempuan berkata dia mau kamu berubah, itu bukan bermakna dia tidak mahu menerima kamu seadanya, tetapi dia mahu menjadikan anda lebih baik, bukan untuk dirinya, tetapi untuk masa depan anda. 
Andai lelaki tahu.. Apabila perempuan cemburu dan tidak percayakan kamu, bukan bermakna dia tidak sayang..tetapi dia terlalu sayangkan kamu dan masih mengangap kamu anak kecil yang masih memerlukan sepenuh perhatian. terkadang dia terlalu risau sekiranya terlalu percaya, kamu akan mengkhianati kepercayaan yang diberi. Naluri keibuannya sangat kuat. Dia hanya mahukan yang terbaik untuk kamu . Andai lelaki tahu.. Apabila perempuan merajuk, jangan kata dia melebay-lebay. Dia bukannya mahu dipujuk dengan uang atau hadiah, tetapi cukup dengan perhatian yang boleh buat perempuan rasa dihargai.
Andai lelaki tahu.. Apabila perempuan jarang mengatakan ‘i love u’, itu tidak bermaksud dia tidak mencintai kamu tetapi dia mahu lelaki itu merasai sendiri cintanya, bukan hanya hadir dari kata-kata tetapi juga melalui bahasa tubuhnya.
Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan kata dia rindu sama kamu, dia benar-benar maksudkannya. 
Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan bilang lelaki lain itu lebih baik dari kamu, jangan percaya kata-katanya kerana dia hanya mau menguji kamu. Dia mahu melihat sejauh mana kamu sanggup menjadi yang terbaik di matanya. Walaupun sebenarnya memang kamulah yang terbaik di hatinya. Selagi dia denganmu, percayalah, walaupun perempuan menganggap masih ramai lagi yang lebih baik di matanya tetapi di hatinya, kamu tetap yang terbaik. 
Andai lelaki tahu.. Apabila perempuan menjadi tengking, dia bukan bermaksud untuk menjadi tengking, tapi dia mahu melihat sejauh mana lelaki itu mampu bersabar dengan sikanya. Percayalah, hati perempuan itu sangat lembut.
Andai lelaki tahu.. Apabila perempuan berkata, “tolong tinggalkan saya!”, dia tidak bermaksud menyuruh anda pergi selamanya. Dia hanya mahu menenangkan fikirannya sebentar saja. Apabila dia kembali tenang, percayalah dia akan mencari anda semula. Itu tandanya dia benar-benar mencintai anda. Perempuan sulit untuk mengawal perasaan. Dia terlalu emosional. Tapi dialah yang paling menyayangi anda dan sangat sensitif dengan perubahan pada diri anda. 
Andai lelaki tahu.. 
Sememangnya Allah menciptakan lelaki dan perempuan itu dengan perbedaan yang tersendiri. Tetapi sekiranya mereka saling memahami, mereka akan saling melengkapi dan menyempurnakan . Perempuan itu diciptakan oleh Allah indah sekali. Di sebalik air matanya, tersimpan seribu satu kekuatan yang bakal menjadikan seorang lelaki itu merasa selamat bersamanya. Biarpun sebenarnya perempuan itu tampak lemah tapi dia punya kekuatan tersendiri yang bisa menggoncang dunia dan mungkin bisa pula membuat lelaki menjadi lemah kerananya. Jadi hargailah kehadiran seorang perempuan dalam hidup anda kerana dia didatangkan bukan dengan kelemahan sahaja tetapi dia juga ada kekuatan untuk menyongkong anda dan membuatkan hidup anda lebih sempurna. Dialah yang bakal menjadi perempuan bekerjaya, isteri juga ibu yang terbaik untuk anak2 anda

Rabu, 03 Agustus 2011

Keutamaan Shalat Dhuha

Keutamaan Shalat Dhuha

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang setia mengikutinya sampai datang hari kiamat, aamiin.

Para pembaca yang dirahmati Allah Ta’ala, dalam edisi ini insya Allah akan kami uraikan perkara yang berkaitan dengan shalat Dhuha. Semoga sedikit yang disampaikan ini bisa menggugah hati kita untuk mau membiasakan diri melaksanakannya, aamiin.


DEFINISI DAN KEUTAMAANNYA

Dhuha secara bahasa artinya waktu terbitnya matahari atau naiknya matahari. Sedangkan menurut istilah ahli fiqih, dhuha adalah waktu antara naiknya matahari sampai menjelang zawal (tergelincir matahari). Jadi shalat Dhuha artinya shalat sunnah yang dilakukan pada waktu antara naiknya matahari sampai menjelang zawal.

Banyak hadist yang menjelaskan tentang keutamaan shalat Dhuha, diantaranya hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap ruas jari salah seorang di antara kalian wajib untuk disedekahi setiap hari. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, mengajak kepada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah dari kemungkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa tercukupi (setara) dengan dua raka’at yang dia lakukan di waktu Dhuha.”[1]

Dalam hadist yang lain, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Dalam tubuh manusia ada 360 ruas tulang. Maka wajib baginya setiap hari untuk menyedekahi atas masing-masing ruas tulang tadi dengan suatu sedekah.” Para sahabat bertanya, ‘Siapa yang mampu melakukannya, wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Dahak yang kamu lihat di dalam masjid lalu kami menimbunnya, atau sesuatu yang (mengganggu) kamu singkirkan dari jalan (termasuk sedekah), kemudian apabila kamu tidak mampu, maka dua raka’at di waktu Dhuha sudah mencukupi bagimu.” [2]

Dalam hadist yang lain dijelaskan :
“Shalatnya orang yang bertaubat adalah ketika anak unta mencari tempat yang teduh.” [3]


HUKUM SHALAT DHUHA

Ulama berselisih pendapat tentang hukum shalat Dhuha :
1. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa shalat Dhuha hukumnya sunnah secara mutlak, dan sebaiknya seseorang bisa membiasakannya setiap hari. Mereka berdalil beberapa hadist, diantaranya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Kekasih saya (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah berwasiat kepada saya dengan tiga perkara : Puasa tiga hari dalam setiap bulan, shalat dua raka’at di waktu Dhuha, dan shalat Witir sebelum tidur.” [4]

Dan juga keumuman hadist yang menjelaskan keutamaan shalat dhuha, khususnya hadist yang menjelaskan bahwa shalat Dhuha bisa mengganti kewajiban sedekah atas setiap ruas tulang setiap harinya.

Dan juga keumuman sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara berkelanjutan meskipun sedikit.” [5]

2. Disunnahkan dilakukan kadang-kadang, tidak terus menerus. Diantara dalil yang dipakai pendapat ini adalah :
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata : “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Dhuha sampai-sampai kami mengatakan beliau tidak meninggalkannya. Dan beliau juga meninggalkan shalat Dhuha sampai-sampai kami mengatakan beliau tidak mengerjakannya.” [6]


Fulan bin Jarud berkata kepada Anas radhiyallahu ‘anhu : “Apakah Nabi shalat Dhuha ?” Dia menjawab, “Saya tidak melihat beliau melakukan shalat Dhuha selain hari tersebut.” [7]
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata : “Sungguh apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu amalan padahal beliau senang melakukannya, maka itu karena beliau khawatir manusia akan ikut melakukannya lalu diwajibkan atas meraka. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melaksanakan shalat Dhuha sama sekali, tapi aku sendiri sungguh melakukannya.” [8]

3. Tidak disunnahkan kecuali apabila ada sebabnya, seperti ketika seseorang luput shalat malam maka disunnahkan baginya untuk mengqadha’-nya diwaktu Dhuha. Diantara dalil yang menunjukkan pendapat ini :

a. Apa yang diceritakan Ummu Hani’ bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumahnya pada waktu Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan shalat delapan raka’at di waktu Dhuha.[9]

Mereka mengatakan :’Shalat delapan raka’at yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebabkan oleh Fathu Makkah, dan kebetulan dilakukan di waktu Dhuha’.

b. Kisah shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah ‘Itban bin Malik ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diundang datang ke rumahnya untuk melaksanakan shalat, yang akhirnya tempat shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dijadikan sebagai musholla (tempat shalat), dan shalat yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertepatan di waktu Dhuha.[10]

c. Aisyah radhiyallahu ‘anha menjelaskan ketika ditanya Abdullah bin Syaqiq : “Apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuha ?” maka dia menjawab, “Tidak, kecuali apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dari bepergian.”[11]

Dari tiga pendapat diatas, pendapat yang lebih mendekati kebenaran insya Allah pendapat yang pertama, yaitu disunnahkan shalat Dhuha secara mutlak, dan juga disunnahkan untuk dibiasakan setiap hari, berdasarkan keumuman hadist yang memberikan dorongan untuk melaksanakan shalat Dhuha. Terlebih lagi hadist yang menjelaskan bahwa shalat Dhuha bisa menggantikan 360 sedekah atas ruas tulang manusia yang setiap harinya wajid disedekahi.

Adapun berkaitan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang beliau tidak membiasakannya setiap hari, maka ini bukan berarti shalat Dhuha tidak disyari’atkan. Sebab kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambukanlah merupakan syarat disyar’atkannya suatu amalan. Oleh karena itulah Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :“Dan tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuha sama sekali, tapi aku sendiri benar-benar melakukannya.”[12]


WAKTU DAN JUMLAH RAKA’AT

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari sampai menjelang zawal (tergelincirnya matahari), selagi belum masuk waktu terlarang untuk shalat. Dan sebaiknya seseorang yang ingin melaksanakan shalat Dhuha agar mengakhirkan waktunya sampai sengatan terik matahari terasa panas, berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika anak unta mencari tempat yang teduh.” Dan ini biasanya terjadi menjelang zawal.

Shalat Dhuha minimalnya dua raka’at, tanpa ada perselisihan di kalangan ulama. Hal ini berdasarkan hadist yang disampaikan di muka : “Dan semua itu bisa tercukupi (setara) dengan dua raka’at yang di lakukan di waktu Dhuha.”[13] dan juga berdasarkan wasiatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu untuk tidak meninggalkan dua raka’at di waktu Dhuha.

Namun mereka berselisih pendapat tentang batas maksimalnya. Ada yang berpendapat maksimal adalah delapan raka’at, berdasarkan hadist dari Abdurrahman bin Abin Laila radhiyallahu ‘anhu dia berkata : “Tidak ada seorang pun yang mengabarkan kepada saya bahwasanya dia melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuha kecuali Ummu Hani’. Sesungguhnya dia menceritakan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumahnya pada waktu Fathu Makkah, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat delapan raka’at [14]

Dan ada yang berpendapat maksimalnya dua belas raka’at, berdasarkan hadist dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa shalat Dhuha dua belas raka’at, maka Allah akan membangunkan istana untuknya di surga kelak.”[15]

Dan diantara mereka ada yang berpendapat tidak ada batas maksimalnya. Dan inilah pendapat yang lebih benar insya Allah, berdasarkan hadist dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata : “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Dhuha empat raka’at dan beliau menambah (jumlah raka’atnya) sesuai kehendak Allah.” [16]

Adapun penjelasan Ummu Hani’ bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat delapan raka’at pada saat Fathu Makkah, maka sebagian ulama menjelaskan bahwa shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam waktu itu adalah shalat Fath, bukan shalat Dhuha. Anggaplah shalat itu adalah shalat Dhuha, maka jumlah delapan raka’at yang dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu tidak menunjukkan pembatasan, tapi merupakan kejadian tertentu atau kebetulan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalatnya delapan raka’at.

Wallahu a’lam bish shawab.
Edited by : H44
Add a description
Keutamaan Shalat Dhuha Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang setia mengikutinya sampai datang hari kiamat, aamiin. Para pembaca yang dirahmati Allah Ta’ala, dalam edisi ini insya Allah akan kami uraikan perkara yang berkaitan dengan shalat Dhuha. Semoga sedikit yang disampaikan ini bisa menggugah hati kita untuk mau membiasakan diri melaksanakannya, aamiin. DEFINISI DAN KEUTAMAANNYA Dhuha secara bahasa artinya waktu terbitnya matahari atau naiknya matahari. Sedangkan menurut istilah ahli fiqih, dhuha adalah waktu antara naiknya matahari sampai menjelang zawal (tergelincir matahari). Jadi shalat Dhuha artinya shalat sunnah yang dilakukan pada waktu antara naiknya matahari sampai menjelang zawal. Banyak hadist yang menjelaskan tentang keutamaan shalat Dhuha, diantaranya hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap ruas jari salah seorang di antara kalian wajib untuk disedekahi setiap hari. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, mengajak kepada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah dari kemungkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa tercukupi (setara) dengan dua raka’at yang dia lakukan di waktu Dhuha.”[1] Dalam hadist yang lain, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Dalam tubuh manusia ada 360 ruas tulang. Maka wajib baginya setiap hari untuk menyedekahi atas masing-masing ruas tulang tadi dengan suatu sedekah.” Para sahabat bertanya, ‘Siapa yang mampu melakukannya, wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Dahak yang kamu lihat di dalam masjid lalu kami menimbunnya, atau sesuatu yang (mengganggu) kamu singkirkan dari jalan (termasuk sedekah), kemudian apabila kamu tidak mampu, maka dua raka’at di waktu Dhuha sudah mencukupi bagimu.” [2] Dalam hadist yang lain dijelaskan : “Shalatnya orang yang bertaubat adalah ketika anak unta mencari tempat yang teduh.” [3] HUKUM SHALAT DHUHA Ulama berselisih pendapat tentang hukum shalat Dhuha : 1. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa shalat Dhuha hukumnya sunnah secara mutlak, dan sebaiknya seseorang bisa membiasakannya setiap hari. Mereka berdalil beberapa hadist, diantaranya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Kekasih saya (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah berwasiat kepada saya dengan tiga perkara : Puasa tiga hari dalam setiap bulan, shalat dua raka’at di waktu Dhuha, dan shalat Witir sebelum tidur.” [4] Dan juga keumuman hadist yang menjelaskan keutamaan shalat dhuha, khususnya hadist yang menjelaskan bahwa shalat Dhuha bisa mengganti kewajiban sedekah atas setiap ruas tulang setiap harinya. Dan juga keumuman sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara berkelanjutan meskipun sedikit.” [5] 2. Disunnahkan dilakukan kadang-kadang, tidak terus menerus. Diantara dalil yang dipakai pendapat ini adalah : Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata : “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Dhuha sampai-sampai kami mengatakan beliau tidak meninggalkannya. Dan beliau juga meninggalkan shalat Dhuha sampai-sampai kami mengatakan beliau tidak mengerjakannya.” [6] Fulan bin Jarud berkata kepada Anas radhiyallahu ‘anhu : “Apakah Nabi shalat Dhuha ?” Dia menjawab, “Saya tidak melihat beliau melakukan shalat Dhuha selain hari tersebut.” [7] Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata : “Sungguh apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu amalan padahal beliau senang melakukannya, maka itu karena beliau khawatir manusia akan ikut melakukannya lalu diwajibkan atas meraka. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melaksanakan shalat Dhuha sama sekali, tapi aku sendiri sungguh melakukannya.” [8] 3. Tidak disunnahkan kecuali apabila ada sebabnya, seperti ketika seseorang luput shalat malam maka disunnahkan baginya untuk mengqadha’-nya diwaktu Dhuha. Diantara dalil yang menunjukkan pendapat ini : a. Apa yang diceritakan Ummu Hani’ bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumahnya pada waktu Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan shalat delapan raka’at di waktu Dhuha.[9] Mereka mengatakan :’Shalat delapan raka’at yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebabkan oleh Fathu Makkah, dan kebetulan dilakukan di waktu Dhuha’. b. Kisah shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah ‘Itban bin Malik ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diundang datang ke rumahnya untuk melaksanakan shalat, yang akhirnya tempat shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dijadikan sebagai musholla (tempat shalat), dan shalat yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertepatan di waktu Dhuha.[10] c. Aisyah radhiyallahu ‘anha menjelaskan ketika ditanya Abdullah bin Syaqiq : “Apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuha ?” maka dia menjawab, “Tidak, kecuali apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dari bepergian.”[11] Dari tiga pendapat diatas, pendapat yang lebih mendekati kebenaran insya Allah pendapat yang pertama, yaitu disunnahkan shalat Dhuha secara mutlak, dan juga disunnahkan untuk dibiasakan setiap hari, berdasarkan keumuman hadist yang memberikan dorongan untuk melaksanakan shalat Dhuha. Terlebih lagi hadist yang menjelaskan bahwa shalat Dhuha bisa menggantikan 360 sedekah atas ruas tulang manusia yang setiap harinya wajid disedekahi. Adapun berkaitan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang beliau tidak membiasakannya setiap hari, maka ini bukan berarti shalat Dhuha tidak disyari’atkan. Sebab kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambukanlah merupakan syarat disyar’atkannya suatu amalan. Oleh karena itulah Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :“Dan tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuha sama sekali, tapi aku sendiri benar-benar melakukannya.”[12] WAKTU DAN JUMLAH RAKA’AT Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari sampai menjelang zawal (tergelincirnya matahari), selagi belum masuk waktu terlarang untuk shalat. Dan sebaiknya seseorang yang ingin melaksanakan shalat Dhuha agar mengakhirkan waktunya sampai sengatan terik matahari terasa panas, berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika anak unta mencari tempat yang teduh.” Dan ini biasanya terjadi menjelang zawal. Shalat Dhuha minimalnya dua raka’at, tanpa ada perselisihan di kalangan ulama. Hal ini berdasarkan hadist yang disampaikan di muka : “Dan semua itu bisa tercukupi (setara) dengan dua raka’at yang di lakukan di waktu Dhuha.”[13] dan juga berdasarkan wasiatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu untuk tidak meninggalkan dua raka’at di waktu Dhuha. Namun mereka berselisih pendapat tentang batas maksimalnya. Ada yang berpendapat maksimal adalah delapan raka’at, berdasarkan hadist dari Abdurrahman bin Abin Laila radhiyallahu ‘anhu dia berkata : “Tidak ada seorang pun yang mengabarkan kepada saya bahwasanya dia melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuha kecuali Ummu Hani’. Sesungguhnya dia menceritakan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumahnya pada waktu Fathu Makkah, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat delapan raka’at [14] Dan ada yang berpendapat maksimalnya dua belas raka’at, berdasarkan hadist dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa shalat Dhuha dua belas raka’at, maka Allah akan membangunkan istana untuknya di surga kelak.”[15] Dan diantara mereka ada yang berpendapat tidak ada batas maksimalnya. Dan inilah pendapat yang lebih benar insya Allah, berdasarkan hadist dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata : “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Dhuha empat raka’at dan beliau menambah (jumlah raka’atnya) sesuai kehendak Allah.” [16] Adapun penjelasan Ummu Hani’ bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat delapan raka’at pada saat Fathu Makkah, maka sebagian ulama menjelaskan bahwa shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam waktu itu adalah shalat Fath, bukan shalat Dhuha. Anggaplah shalat itu adalah shalat Dhuha, maka jumlah delapan raka’at yang dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu tidak menunjukkan pembatasan, tapi merupakan kejadian tertentu atau kebetulan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalatnya delapan raka’at. Wallahu a’lam bish shawab. Edited by : H44

Keajaiban dalam rahim Ibu

Awalnya Hanya Bersel Satu

Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung jumlahnya mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang biak dengan membelah diri, dan membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi.

Embrio yang berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain membuat salinan dirinya sendiri. Dalam kondisi ini, tanpa adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan membentuk bayi yang belum lahir ini akan memiliki bentuk yang sama. Dan apabila ini terjadi, maka yang akhirnya muncul bukanlah wujud manusia, melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah terjadi karena sel-sel tersebut membelah dan memperbanyak diri bukan tanpa pengawasan.

Sel yang Sama Membentuk Organ yang Berbeda

Sperma dan sel telur bertemu, dan kemudian bersatu membentuk sel tunggal yang disebut zigot. Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia. Sel tunggal ini kemudian membelah dan memperbanyak diri. Beberapa minggu setelah penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban besar: sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan otak.

Sel-sel otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio. Sel-sel otak akan berkembang biak dengan cepat di sini. Sebagai hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar sel otak. Ketika pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru ditambahkan pada kumpulan sel ini setiap menitnya.

Masing-masing sel baru yang terbentuk berperilaku seolah-olah tahu di mana ia harus menempatkan diri, dan dengan sel mana saja ia harus membuat sambungan. Setiap sel menemukan tempatnya masing-masing. Dari jumlah kemungkinan sambungan yang tak terbatas, ia mampu menyambungkan diri dengan sel yang tepat. Terdapat seratus trilyun sambungan dalam otak manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini dengan tepat, mereka harus menunjukkan kecerdasan yang jauh melebihi tingkat kecerdasan manusia. Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama sekali.


Bahkan tidak hanya sel otak, setiap sel yang membelah dan memperbanyak diri pada embrio pergi dari tempat pertama kali ia terbentuk, dan langsung menuju ke titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat yang telah ditetapkan untuknya, dan dengan sel manapun mereka harus membentuk sambungan, mereka akan mengerjakannya.


Lalu, siapakah yang menjadikan sel-sel yang tak memiliki akal pikiran tersebut mengikuti rencana cerdas ini? Profesor Cevat Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan Kebidanan, Universitas Istanbul, Turki, berkomentar:


Bagaimana semua sel yang sama persis ini bergerak menuju tempat yang sama sekali berbeda, seolah-olah mereka secara mendadak menerima perintah dari suatu tempat, dan berusaha agar benar-benar terbentuk organ-organ yang sungguh berbeda? Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA yang sama, tiba-tiba menerima perintah dari suatu tempat, sebagian dari mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian yang lain membentuk organ yang lain lagi.

Proses pembentukan dalam rahim ibu berlangsung terus tanpa henti. Sejumlah sel yang mengalami perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu sel ini berdatangan dan kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan terus-menerus berdenyut seumur hidup.


Hal yang serupa terjadi pada pembentukan pembuluh darah. Sel-sel pembuluh darah bergabung satu sama lain dan membentuk sambungan di antara mereka. Bagaimana sel-sel ini mengetahui bahwa mereka harus membentuk pembuluh darah, dan bagaimana mereka melakukannya? Ini adalah satu di antara beragam pertanyaan yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan.


Sel-sel pembuluh ini akhirnya berhasil membuat sistem tabung yang sempurna, tanpa retakan atau lubang padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh darah ini mulus bagaikan dibuat oleh tangan yang ahli. Sistem pembuluh darah yang sempurna tersebut akan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang lebih dari empat puluh ribu kilometer. Ini hampir menyamai panjang keliling bumi.


Perkembangan dalam perut ibu berlangsung tanpa henti. Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini sebentar lagi akan menjadi lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk tangan. Tetapi sebentar lagi, sebagian dari sel-sel pembentuk tangan embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan. Ribuan sel ini melakukan bunuh diri massal.


Mengapa sel-sel ini membunuh diri mereka sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting. Bangkai-bangkai sel yang mati di sepanjang garis tertentu ini diperlukan untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain memakan sel-sel mati tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini. Celah-celah kosong tersebut adalah celah di antara jari-jari kita.


Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya seperti ini? Bagaimana dapat terjadi, sebuah sel membunuh dirinya sendiri agar bayi dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti? Bagaimana sel tersebut tahu bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali lagi menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia ini diberi petunjuk oleh Allah.


Pada tahap ini, sejumlah sel mulai membentuk kaki. Sel-sel tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan harus berjalan di dunia luar. Tapi mereka tetap saja membuat kaki dan telapaknya untuk embrio.


Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada bagian wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio. Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam. Sel-sel tersebut bekerja dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama beberapa bulan, dan satu demi satu membentuk bagian-bagian berbeda yang menyusun mata. Sebagian sel membentuk kornea, sebagian pupil, dan sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya, mata, yang mengandung empat puluh komponen yang berbeda, terbentuk dengan sempurna tanpa cacat.


Dengan cara demikian, mata yang diakui sebagai kamera paling sempurna di dunia, muncul menjadi ada dari sebuah ketiadaan di dalam perut ibu. Perlu dipahami bahwa manusia yang bakal lahir ini akan membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata yang sesuai untuk tugas ini telah dibuat.


Suara di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Telinga yang akan mendengarkan segala suara tersebut juga dibentuk dalam perut ibu. Sel-sel tersebut membentuk alat penerima suara terbaik di dunia.


Semua uraian ini mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah nikmat besar yang Allah berikan kepada kita. Allah menerangkan hal ini dalam Alquran sebagaimana berikut:


وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ


Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl, 16:78)


Penciptaan Kedua


Berbagai peristiwa yang telah dikisahkan dalam tulisan ini dialami oleh semua orang di dunia. Setiap manusia dipancarkan ke rahim sebagai sebuah sel sperma yang kemudian bersatu dengan sel telur, dan kemudian memulai kehidupan sebagai sel tunggal. Semua ini terjadi karena adanya kondisi yang secara khusus diciptakan di tempat tersebut. Bahkan sebelum manusia mulai mengetahui keberadaan dirinya sendiri, Allah telah memberi bentuk pada tubuh mereka, dan menciptakan manusia normal dari sebuah sel tunggal.


Adalah kewajiban bagi setiap orang di dunia untuk merenungkan kenyataan ini. Dan kewajiban Anda adalah untuk memikirkan bagaimana anda lahir ke dunia ini, dan kemudian bersyukur kepada Allah.


Jangan lupa bahwa Tuhan kita, yang telah menciptakan tubuh kita sekali, akan mencipta kita lagi setelah kematian kita, dan akan mempertanyakan segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Hal ini amatlah mudah bagi-Nya.


Mereka yang melupakan penciptaan diri mereka sendiri dan mengingkari kehidupan akhirat, benar-benar telah tertipu. Allah berfirman tentang orang-orang ini dalam Alquran:

أَوَلَمْ يَرَ ٱلْإِنسَٰنُ أَنَّا خَلَقْنَٰهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ ﴿٧٧﴾ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌ ﴿٧٨﴾ قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ

Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pada kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yaasiin, 36:77-79)


Wallahua’lam bish shawwab
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=255292744499570&set=a.255188791176632.76879.158670224161823&type=1

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI DENGAN MALPRESENTASI


Ny.N usia 26 tahun beragama Islam, pendidikan terakhir SD bersuamikan Tn. B usia 28 tahun pendidikan terakhir SMP, bekerja sebagai buruh. Pasangan ini tinggal di Jl. Kalianyar Tambora Jakarta Barat.
Anamnesa dilakukan tanggal 24/11/2010 di Kamar bersalin RSIA Budi Kemuliaan. Klien datang ke RSIA Budi kemuliaan kiriman puskesmas Tambora pada tanggal 10/10/2010 pukul 11.30 WIB dengan keluhan utama mules-mules dan keluar darah lendir serta letak sungsang. HPHT tanggal 20/01/2010 TP tanggal 27/10/2010.
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit-penyakit seperti asma, diabetes mellitus, perdarahan antepartum, jantung, hipertensi. Riwayat operasi tidak ada, riwayat alergi obat tidak ada, riwayat penyakit keturunan dan gamely tidak ada. Pasien juga tidak mempunyai kebiasaan seperti minum obat-obatan, alcohol dan tidak merokok. Pasien mengaku ANC rutin di puskesmas Tambora dan selama hamil dikatakan kehamilan sungsang. Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan USG selama hamil.
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
no Tgl/thn
Lahir anak Usia
kehamilan Jenis
Persalinan Tempat
persalinan penyulit Jenis
kelamin BB
PB Keadaan
anak
1 10-1-01 Aterm Spontan dukun Tdk ada ♀ - sehat
2 Ini

Pergerakan janin dalam 24jam terakhir aktif lebih dari 10 kali, makan terakhir jam 07.30 wib, minum terakhir jam 12.00 wib, BAK terakhir jam 11.00 wib.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Manajemen Kala II (pukul 11.30)
Quick check : pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati, sesak,: tidak ada. Pergerakan janin : janin gerak aktif

S : Pasien mengeluh mules” sejak jam 05.00 wib dan keluar air” warna putih jernih sejak jam 11.00 wib dan darah lendir.
O : KU : baik kesadaran : compos mentis keadaan emosional : stabil
TTV : TD :120/80 mmHg Nadi : 80x/mnt RR :22 x/mnt Sh : 36°C

Konjungtiva : tidak pucat, sclera : tidak ikterik
Pada ekstremitas : tidak ada oedema
Palpasi Abdomen : TFU : 34 cm
Leopold I : teraba keras, bulat, melenting
Leopold II :teraba bagian kecil (kanan), teraba lebar keras seperti papan (kiri)
Leopopld III : teraba lembek, agak bulat, tidak melenting
Leopold IV : teraba 3/5 bagian
Taksiran berat janin dengan rumus “John Tauscak” yaitu: 34-12x155=3410 gram.
His 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik.
Auskultasi : punctum maksimum : pinggir kiri pusat,bunyi jantung janin 142x/menit teratur.
Dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi menilai keadaan :
pembukaan : lengkap
ketuban : - (negatif) warna putih keruh
presentasi : bokong
penurunan : Hodge III
Posisi : sakrum kanan depan
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan laboratrium :
Hb :14,1 gr%
Leukosit : 10,2 rb/ul
Thrombosit : 383 rb/ul
A : G2P1A0 hamil 40mgg>3 hari partus kala II d/ Letak sungsang
janin tunggal hidup presentaasi bokong
masalah potensial : gawat janin, after coming head, PK II lama
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga.TD 120/80 Nd:80x/mnt Rr: 22x/mnt Sh: 36C,his 4x/10mnt lamanya 40dtk, pembukaan lengkap presentasi bokong.
2. Melakukan informed consent dan informed choice untuk persetujuan tindakan medic yang akan dilakukan.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk rencana persalinan. Rencana persalinan pervaginam.
4. Mempersiapkan alat emergency pada letak sungsang, yaitu menyiapkan forcep Naegle dan alat resusitasi bayi.
5. Memberikan ibu dukungan agar ibu tenang dalam menjalani proses persalinan.
6. Menganjurkan suami untuk terus mendampingi ibu selama persalinan.
7. Mengobservasi his dan DJJ disela-sela his yang melemah.
8. Menganjurkan suami untuk memberikan nutrisi disaat his menghilang.
9. Melengkapi partograf
10. Melakukan pendokumentasian.

Jam 11.33 os masuk Kamar Bersalin
S : os mengeluh mules ingin meneran
O : KU :baik kesadaran : Compos mentis keadaan emosional: stabil
His : 3x 10 menit lamanya 30 detik
PD atas indikasi menilai kemajuan partus ( o/ dr. SpOG )
pembukaan : lengkap
ketuban : negatif warna putih jernih
presentasi : muka
penurunan kepala : Hodge III
posisi : dagu anterior
molase : tidak ada
A : G2P1A0 Hamil 40mgg>3hari PK II d/ letak muka+ inersia uteri
Janin Tunggal Hidup Presentasi Muka
Masalah potensial: gawat janin, after coming head, PK II lama
P :
1. Menginformasika kepada ibu dan keluarga bahwa posisi janin letak muka dan tetap memberi dukungan kepada ibu dan menganjurkan ibu untuk meneran disaat kontraksi yang kuat
2. Menginformasikan kepada suami untuk mendampingi ibu dan memberikan hidrasi ketika kontraksi menghilang
3. Mengobservasi his dan DJJ disaat his menghilang
4. Melakukan kolaborasi dengan dr. untuk pemasangan pytosin infus 5U 20 tetes per menit. Pasien dipasang infuse RL + 5U oksitosin 20 tpm.
5. Memimpin ibu meneran di saat kontraksi kuat dan menganjurkan ibu untuk beristirahat disela-sela kontraksi.
6. Melakukan pertolongan persalinan sungsang spontan dan memperhatikan prinsip PI
7. Melakukan pendokumentasian dan melengkapi partograf.

Jam 11.38
Bayi lahir spontan dengan letak muka dagu anterior A/S 9/9 ,JK: laki-laaki BB=2700 gram,PB=48 cm, LK=35cm, LLA=10cm. Bayi dilakukan IMD selama 30menit dan bayi dibawa ke lantai V untuk observasi lebih lanjut. Muka bayi tampak seperti bengkak dan merah-merah.

Manajemen kala III
S : os merasa mules, lelah dan senang
O : KU :baik kesadaran: Compos mentis Keadaan emosional: stabil
TTV: TD: 110/70 mmHg Nd:88x/mnt Rr:21x/mnt sh:36C
Palpasi abdomen :tidak ada janin kedua
Kontraksi uterus baik, Tinggi fundus sepusat
kandung kemih kosong, Perdarahan 150cc.
A : P2A0 partus kala III
P :
1.Menginformasikan kepada Ibu bahwa plasenta akan segera dilahirkan
2. Melakukan manajemen aktif kala III :
- Memberikan suntikan Oksitosin 10 U/ IM
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali
- Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir
3. Menganjurkan suami untuk memberikan hidrasi kepada ibu
Jam 11.40 plasenta lahir lengkap foetal secara Schultze, kotiledon lengkap tidak terdapat infark plasenta dan tidak terdapat plasenta sukseturiata.
Manajemen kala IV
S : os merasa lelah dan senang
O : TTV TD:110/70mmHg Nadi:88x/mnt Rr :20x/mnt sh : 36 C
Palpasi abdomen tinggi fundus sepusat, kontraksi uterus baik,
Perdarahan150cc, perinium lecet.
A : P2A0 kala IV
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, TTV normal,kontraksi uterus baik, TFU sepusat, perdarahan 150cc
2. Mendekontaminasikan alat-alat kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
3. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan membersihkan / memandikan tubuh ibu
4. Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan suami atas kelahiran anaknya
5. Memberikan ibu hidrasi dan menganjurkan ibu untuk makan
6. Mengajari cara masase,dan memberitahukan kontraksi rahim yang baik dan kurang baik yaitu jika rahim teraba keras berarti kontraksi baik dan jika rahim teraba lembek ibu harus segera memberitahu petugas. Ibu mengerti yang dijelaskan.
7. Mengobservasi TD, nadi, kontarsi uterus, TFU, kandung kemih,dan perdarahan setiap 15menit pada 1 jam pertama dan setiap30 menit pada 1 jam kedua serta observasi suhu setiap jam.
8. Mengiformasikan kepada ibu tentang tanda bahaya pada ibu seperti: pusing kepala hebat, nyeri ulu hati, perdarahan banyak, kontraksi rahim lembek dan jika ibu mengalami seperti itu, ibu dianjurkan untuk segera memberitahu petugas. Ibu mengerti.
9. Melengkapi partograf dan melakukan pendokumentasian.






PEMBAHASAN

Proses persalinan Ny. N berlangsung pada tanggal 24 November 2010 pukul 11.38 wib. Persalinan klien yaitu persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri tanpa adanya rangsangan bantuan dari luar (Rustam Muchtar, 1992) dan merupakan persalinan dengan usia kehamilan aterm, yaitu proses persalinan antara usia gestasi 37 minggu-42 minggu dengan berat janin ≥2500 gram (Sarwono, 2006). Asuhan sayang ibu dan bayi dimasukkan sebagai bagian persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu. Dukungan dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali upaya yang mungkin sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menhgadirkan teman atau saudara yang secara khusus diminta untuk menemaninya (Enkin, et al, 2000). Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan menentukan keputusan dalam penatalaksanaannya (JNPKKR-POGI, 2000).
Pada kala I ditemukan masalah malpresentasi pada janin, yaitu letak bokong (sungsang) tetapi setelah dilakukan PD ulang pada pemeriksaan vagina teraba muka, mulut dan rahang (presentasi muka) dengan posisi dagu anterior. Dalam kasus ini petugas kesehatan kurang terampil dalam melakukan pemeriksaan dalam sehingga dapat menyebabkan kesalahan mendiagnosa. Petugas harus bisa membedakan presentasi bokong dengan muka yang dapat diketahui dari perabaan sewaktu periksa dalam. Dalam presentasi bokong dapat diraba sacrum, sedangkan pada presentasi muka dapat diraba hidung, mata dan mulut.
Diagnosis dibuat sesuai dengan istilah atau nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu pada data utama, analisis data subjektif dan objektif yang diperoleh. Diagnosis menunjukkan variasi kondisi yang berkisar antara normal dan patologik yang memerlukan upaya korektif untuk menyelesaikannya (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Pada kasus ini petugas kurang terampil dalam melakuan Periksa Dalam sehingga salah dalam mendiagnosa. Petugas harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada keluarga pasien dengan adanya kesalahan dalam mendiagnosa, gunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan salah paham.
Pada kala II ibu mengalami inersia uteri dengan his 3x 10 menit lamanya 30 detik. Dalam kasus ini psien mengalami inersia uteri sekunder, karena penurunan his timbul setelah berlangsungnya his kuat untuk waktu yang lama (Sarwono, 2006). Dengan adanya kelainan his ini pasien dipasang infus RL+ 5U synto, tindakan ini tidak sesuai dengan teori karena pytosin infus dosis awal mulai dengan 2,5 U dengan tetesan 10tpm (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal). Pasien yang dilakukan pemasangan infus pytosin jangan ditinggalkan sendirian, tetapi harus dengan pengawasan ketat dari petugas. Bahaya dari pemberian pytosin infuse adalah rupture uteri karena his yang terlalu kuat dan bisa menimbulkan bayi asfiksia. Asuhan sayang ibu yang diberikan yaitu ibu didampingi suami saat persalinan. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Bayi lahir spontan dengan jenis kelamin perempuan. Keadaaan bayi saat lahir menangis, warna kulit kemerahan, dan muka tampak agak bengkak dan merah, tonus otot baik.
Pada kala III dilakukan manajemen aktif kala III. Plasenta lahir spontan secara Scultze Foetal. Setelah plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih ada sebagian yang tertinggal dalam kavum uteri karena dapat menyebabkan perdarahan (Sarwono, 2006).
Kala IV berjalan dengan normal dan telah dilakukan pemantauan kala IV dengan seksama. Selama kala IV petugas memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan (Maternal dan Neonatal, 2006). Tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan sudah dipantau dalam kala IV. Semua tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I sampai kala IV sudah di catat dalam partograf. Fungsi partograf itu sendiri adalah sebagai alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (Asuhan Persalinan Normal, 2008 ).

Sistem Rujukan Kebidanan

— SISTEM RUJUKAN

— Pelayanan kebidanan rujukan
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.
— Sistem rujukan
Suatu sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertical (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun secara horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah).
— Rujukan medik puskesmas dilakukan secara berjenjang mulai dari :
a. Kader dan dukun bayi
b. Posyandu
c. Pondok bersalin/bidan desa
d. Puskesmas pembantu
e. Puskesmas rawat inap
f. Rumah sakit kabupaten
— Tujuan umum rujukan :
Untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.

Tujuan khusus rujukan :
a. Meningkatatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu marternal dan bayi
b. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja puskesmas.
— Alur rujukan kasus kegawat daruratan :
— 1. Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin atau bidan di desa
c. Puskesmas rawat inap
d. Rumah sakit swasta / RS pemerintah

2. Dari posyandu
Dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. pondok bersalin atau bidan di desa
— Langkah – langkah rujukan :
1. Menentukan kegawat daruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembatu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus manayang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.

2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga

— 4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.

5. Persiapan penderita (BAKSOKUDO)
— B (Bidan) : Pastikan bahwa ibu atau bayi didampingi oleh penolong persalinan yg kompeten untuk menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi dibawa ke fasilitas rujukan.
— A (Alat) : bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir bersama ibu ketempat rujukan.
— K (Keluarga) : beritahu ibu dan keluarga kondisi terakhir ibu atau bayi dan mengapa perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan tujuan dirujuk kefasilitas tersebut. Suami atau anggota keluarga lain harus menemani hingga ke fasilitas rujukan.
— S (surat) : berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu atau bayi, cantumkan alasan rujukan, dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu atau bayi. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat keputusan klinik.
— O (obat) : bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin akan diperlukan selama di perjalanan.
— K (kendaraan) : siapkan kendaraan yg paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman. Pastikan kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan tepat waktu.
— U ( uang) : Ingatkan pad keluarga untuk membawa uang yg cukup untuk membeli obat-obatan yg diperlukan dan bahan kesehatan lain yg diperlukan selama ibu atau bayi tinggal di fasilitas rujukan.
— DO (Donor) : siapkan donor darah yang mempunyai golongan darah yang sama dengan pasien minimal 3 orang.
— 6. Pengiriman Penderita
— 7. Tindak lanjut penderita :
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan
b. Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor à harus kunjungan rumah
— Pembahasan
— Pada surat rujukan diatas kurang sesuai dengan sistem rujukan yang ada. Didalam surat rujukan diatas tidak dicantumkan :
— Dicantumkan nama suami dengan jelas
— Diagnosa yang diberikan kurang lengkap
— G1P0A0 hml 35 mnggu
— by tunggal hidup
— ketuban pecah jam 14.15
— ( dilakukan PD tetapi tidak dicantumkan datanya)
— Seharusnya :
— G1P0A0 hamil 35 minggu PK I fase aktif d/ ketuban Pecah jm 14.15
— Janin tunggal hidup presentasi kepala
— Terapi/tindakan : pada surat rujukan hanya dituliskan (-)
— seharusnya ditulis : terapi yang sudah diberikan pada pasien contohnya sudah diberikan obat-obatan apa saja, tindakan yang telah dilakukan seperti pemeriksaan tanda-tanda vital, palpasi,auskultasi, inspeksi, pemeriksaan dalam.
— Cap dan tanda tangan : pada surat rujukan tidak ada nama dan tanda tangan bidan pengirimnya seharusnya dituliskan karena untuk kelegkapan data dan pertanggungjawaban atas tindakan yang telah diberikan.
— Seharusnya dilampirkan partograf yang dipakai untuk membuat keputusan klinik
— Pencatatan yang lengkap
— memberikan informasi yang lengkap

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN SERVISITIS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN SERVISITIS
Pengertian
Servisitis adalah peradangan dari selaput
lendir dari kanalis servikalis, karena epitel
selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri
dari satu lapisan sel selindris sehingga lebih
mudah terinfeksi di banding selaput lendir
vagina.
Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman : trikomonas vaginalis, kandidia dan mikroplasma, streptokokus, enterococus, e.coli dan stapilococus. Kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yg mengalami trauma.
Gejala klinis
keputihan hebat, biasanya kental dan biasanya berbau
Sering menimbulkan erosi pada portio yang tampak seperti daerah merah menyala.
Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat keputihan yang kental keluar dari kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion (mukosa kanalis servikalis tampak dari luar), maka harus diingat kemungkinan gonorroe
Gejala-gejala non spesifik seperti nyeri punggung, dan gangguan kemih
Perdarahan saat melakukan hubungan seks
Asuhan kebidanan pada servisitis
Os datang ke UGD
Quick check : pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati, sesak, keluar darah banyak: tidak ada.
Ny. N 29th IRT bersuamikan Tn. B 40th. os mengaku ini anak ketiga. Anak pertama dan kedua lahir spontan di bidan+sehat, anak ketiga lahir 40 hari yang lalu oleh bidan usia kehamilan aterm BB 3200 gram JK: laki2 .Riwayat penyakit, alergi obat, operasi : tidak ada
S : pasien mengeluh Keputihan banyak, kental dan berbau, perdarahan setelah hubungan, nyeri kencing, sakit pinggang.
O : Keadaan umum : baik
kesadaran : Compos Mentis
keadaan emosional : stabil
konjungtiva : tidak pucat
sklera : tidak ikhterik
Tanda-tanda vital : tekanan darah : 110/70 mmHg
nadi : 84 x/menit
pernafasan : 21 x/menit
suhu : 36ºC

Palpasi payudara : lemas pengeluaran ASI : +/+
Palpasi Abdomen : lemas kembung : tidak ada
TFU : sudah tidak teraba
- Inspeksi : tampak keputihan yg banyak berwarna putih kekuningan dan berbau
- Inspekulo : dapat dilihat keputihan yg kental keluar dari kanalis servikalis, berbau, warna putih kekuning- kuningan, Pada portio tampak adanya erosi.
-Pemeriksaan penunjang : diakukan cek DPL dan dilakukan GTC
A : P3 Ao Post Partum 40 hari dengan Servisitis
P :
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami mengenai keadaan ibu saat ini, bahwa ibu mengalami radang mulut rahim.
Melakukan inform consent untuk persetujuan tindakan medik yang akan dilakuan.
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk :
- Menganjurkan ibu untuk pemeriksaan paps mear.
- Pemberian antibiotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam secret
- Bila cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi.
- Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10 % atau Albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
Memberikan motivasi kepada ibu bahwa ibu dapat menghadapi masalah ini.
Memberikan penyuluhan kepada ibu mengenai personal hygiene
- Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan krioterapi.
Tindakan krioterapi
Alat dan bahan :
Unit krioterapi
spekulum
Kapas swab
Sarung tangan DTT
Larutan asam asetat 3-5%
Larutan klorin u/ dekontaminasi alat
Langkah :
1. Katakan pada ibu bahwa speculum akan dimasukkan kedalam vagina dan akan merasa sedikit ada tekanan.
2. Masukkan speculum sampai ada tekanan dan buka blades u/ melihat serviks, atur spekulum agar terlihat jelas.
3. Kunci spekulum dalam posisi terbuka sehingga tetap berada ditempatnya u/ melihat serviks.
4. Gunakan kapas swab u/ menghilangkan darah, cairan atau mukosa dari serviks.jika perlu oleskan asam asetat sehingga lesi dapat terlihat.
5. Arahkan probe kelangit-langit. Tekan tombol freeze selama 1detik, tekan tombol defrost selama 1detik u/ mengeluarkan gas dari tabung.
6. Kencangkan cryotip d/ lapisan pelindung keujung probe.
7. Tempelkan cryotip pada serviks, pastikan nipple berada ditengah dan ditempatkan secara merata. Pastikan agar dinding vagina tidak bersentuhan d/ cryotip.
8. Memberitahukan ibu bahwa tindakan tersebut akan menimbulkan suara bising.
Kelainan Ovarium
Tumor ovarium merupakan entititas patologik yang sangat beragam. Keberagaman ini disebabkan oleh adanya tiga jenis sel yang membentuk ovarium normal: epitel penutup (coelomic) permukaan yang multipoten, sel germinativum totipoten, dan sel stroma/ genjel seks yang multipoten.
Disgerminoma merupakan tumor yang berasal dari germ cell, dapat menghasilkan alfa feto protein. Tumor ovarium kesan ganas ini dicurigai disgerminoma jika pada makroskopisnya tampak tumor berwarna putih keabuan dengan konsistensi pada seperti daging disertai area nekrosis dan perdarahan.
Serous Cystadenocarcinoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak sel anaplastik dengan bentukan papil yang tumbuh invasif ke dalam stroma dinding kista.
— ) Mature Cystic Teratoma Ovarii atau Kista Dermoid merupakan tumor yang berasal dari diferensiasi ectodermal dari sel yang totipoten. Kista dermoid sering diderita pada wanita selama masa reproduksi dengan keluhan benjolan di regio iliaca dekstra sebesar telur angsa, mobile, kenyal, dan tidak nyeri.
— Kista Dermoid dicurigai apabila pada makroskopis tampak bentukan kista (berongga), terdapat dermal plaque, terdapat rambut, lemak, dan jaringan lain.

Askeb Malpresentasi pada bayi

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN MALPRESENTASII
Tinjauan Teori
Malposisi adalah posisi abnormal dari verteks kepala janin terhadap panggul ibu.
Malpresentasi adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi verteks.
Masalah; janin yg dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)
Diagnosis Malpresentasi
Presentasi Muka
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin .
Penolong akan meraba muka, mulut , hidung dan pipi
Etiologi : panggul sempit, janin besar, multiparitas, perut gantung,anensefal, lilitan talipusat
Dagu merupakan titik acuan, sehingga ada presentasi muka dengan dagu anterior dan posterior
Sering terjadi partus lama. Pada dagu anterior kemungkinan persalinan dengan terjadinya fleksi.
Pada presentasi muka dengan dagu posterior akan terjadi kesulitan penurunan karena kepala dalam keadaan defleksi maksimal
Posisi dagu anterior, bila pembukaan lengkap :
- lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
- bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip
- bila penurunan kurang lancar, lakukan forsep
Ny. N 29th IRT bersuamikan Tn. B 40th buruh yg tinggal di Jl. Kalianyar no.48 Rt 10/04 Tambora Jak-Bar.
Jam 11.30
Os datang ke UGD kiriman PKM Tambora dengan Letsu,pembukaan 9cm.
Quick check : pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati, sesak,: tidak ada. Pergerakan janin : ada
S : keluhan utama : mules” sejak jam 05.00 wib
keluhan tambahan : keluar air” warna putih jernih sejak jam 11.00 wib dan darah lendir
os mengaku hamil anak ke dua, usia kehamilannya 9 bulan, ANC di PKM Tamburan, dikatakan bahwa kehamilan sungsang. Anak pertama perempuan usia 10thn ditolong oleh dukun kehamilan aterm.Riwayat penyakit, alergi obat, operasi : tidak ada
HPHT : 20-01-10 TP : 07-10-10
O : KU : baik kes : compos mentis kead.emosional : stabil
TTV : TD :120/80 mmHg Nadi : 80x/mnt
RR :22 x/mnt Sh : 36C
oedema pada muka : -/-
Palpasi Abdomen : TFU : 34 cm, TBJ :3410 gram
Leopold I : teraba keras, bulat, melenting
Leopold II :teraba bagian kecil (kanan), teraba lebar keras seperti papan (kiri)
Leopopld III : teraba lembek, agak bulat, tidak melenting
Leopold IV : teraba 3/5 bagian
His : 4x/10 mnt lamanya 40 detik
Auskultasi : DJF : 132x/mnt teratur
Inspeksi : Bloodsym +
PD a/I menilai keadaan :
pembukaan : lengkap
ketuban : - (negatif)
presentasi : bokong
penurunan : Hodge III
Posisi : sakrum kanan depan
A : G2P1A0 hamil 40mgg>3 hari partus kala II d/Letak sungsang
janin tunggal hidup presentaasi bokong
masalah potensial : gawat janin, after coming head, PK II lama
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga.TD 120/80 Nd:80x/mnt Rr: 22x/mnt Sh: 36C,his 4x/10mnt lamanya 40dtk, pembukaan lengkap tetapi bagian terendah bayi bokong.
2. Melakukan informed consent dan informed choice u/ persetujuan tindakan medik.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter u/ rencana persalinan. Rencana persalinan pervaginam.
Jam 11.33 os masuk KB
S : os mengeluh mules ingin meneran
O : KU :baik kesadaran : CM kead.emosional: stabil
His : 3x 10 menit lamanya 30 detik
PD a/I menilai kemajuan partus ( o/ dr. spOG )
pembukaan : lengkap
ketuban : negatif wara putih jernih
presentasi : muka
penurunan kepala : hodge III
posisi : dagu anterior
molase tidak ada
A : G2P1A0 Hamil 40mgg>3hari PK II d/ letak muka+ inersia uteri
Janin Tunggal Hidup Presentasi Muka
Masalah potensial: gawat janin,after coming head,PK II lama
P :
1. Menginformasika kepada ibu dan keluarga bahwa posisi janin letak muka dan tetap memberi dukungan kepada ibu
2. Menginformasikan kepada suami u/ mendampingi ibu dan memberikan hidrasi ketika kontraksi menghilang
3. Melakukan kolaborasi dengan dr. u/ pemasangan pytosin infus 5U 20 tetes per menit.
4. Melakukan informed consent u/ pemasangan infus RL+ 5U synto 20 tpm.
5. Memimpin ibu meneran di saat kontraksi kuat dan menganjurkan ibu u/ beristirahat disela-sela kontraksi.
6. Mendengarkan DJJ disaat kontraksi menghilang. DJJ 138x/mnt
7. Melakukan pertolongan persalinan spontan.
8. Melakukan pendokumentasian dan melengkapi partograf.
Jam 11.38
Bayi lahir spontan d/ letak muka dagu anterior A/S 9/9 ,JK: laki-laaki BB=2700 gram,PB=48 cm, LK=35cm, LLA=10cm
Bayi dilakukan IMD selama 30menit dan bayii dibawa ke lantai5 u/ observasi lebih lanjut. Muka bayi tampak seperti bengkak dan merah-merah.
KALA III
S : os merasa lelah dan senang
O : KU :baik kes: CM Kead.emosional: stabil
TTV: TD: 110/70 mmHg Nd:88x/mnt
rr:21x/mnt sh:36C
Palpasi abdomen :tidak ada jannin kedua
Kontraksi uterus : baik TFU:sepusat
Kandung kemih : kosong
Perdarahan :150cc
A : P2A0 partus kala III
P :
1. Menginformasikan kepada Ibu bahwa plasenta akan segera dilahirkan
2. Melakukan manajemen aktif kala III :
- Memberikan suntikan Oksitosin 10 U/ IM
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali
- Melaukan masase uterus segera setelah plasenta lahir
3. Menunggu tanda-tanda pelepasan plasenta :
- uterus berbentuk globular
- tali pusat memanjang
- kadang disertai semburan darah singkat
4. Menganjurkan suami untuk memberikan hidrasi kepada ibu
Jam 11.40 plasenta lahir lengkap foetal terdapat 2arteri dan 1 vena.
Kala IV
S : os merasa lelah dan senang
O :TTV TD:110/70mmHg Nadi:88x/m nt
rr :20x/mnt sh : 36 C
Palpasi abdomen, TFU :sepusat, kontraksi uterus: baik
Perdarahan : normal perinium : lecet
A : P2A0 kala IV
P :
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,TTV normal,kontraksi uterus baik, TFU sepusat, perdarahan 150cc
2. Mendekontaminasikan alat-alat kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
3. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan membersihkan / memandikan tubuh ibu
4. Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan suami atas kelahiran anaknya
5. Memberikan ibu hidrasi dan menganjurkan ibu u/ makan
6. Mengajari cara masase,dan memberitahukan kontraksi rahim yang baik,dan kurang baik.
7. Mengobservasi TD, nadi, kontarsi uterus, TFU, kandung kemih,dan perdarahan setiap 15menit pada 1 jam pertama dan setiap30 menit pada 1 jam kedua serta observasi suhu setiap jam.
8. Mengiformasikan kepada ibu tentang tanda bahaya pada ibu seperti: pusing kepala hebat, nyeri ulu hati, perdarahan banyak, kontraksi rahim lembek dan jika ibu mengalami seperti itu, ibu dianjurkan u/ segera memberitahu petugas. Ibu mengerti.
9. Melengkapi partograf dan melakukan pendokumentasian.
Pembahasan
Proses persalinan Ny. N berlangsung pada tanggal 10 oktober 2010 pukul 11.38 wib. Persalinan klien yaitu persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri tanpa adanya rangsangan bantuan dari luar (Rustam Muchtar, 1992) dan merupakan persalinan dengan usia kehamilan aterm, yaitu proses persalinan antara usia gestasi 37 minggu-42 minggu dengan berat janin ≥2500 gram (Sarwono, 2006).
Asuhan sayang ibu dan bayi dimasukan sebagai bagian persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu. Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan menentukan keputusan dalam penatalaksanaannya (JNPKKR-POGI, 2000).
Pada kala I ditemukan masalah malpresentasi pada janin, yaitu letak bokong (sungsang) tetapi setelah dilakukan PD ulang, Pada pemeriksaan vagina teraba muka, mulut dan rahang (presentasi muka) dengan posisi dagu anterior. Pada kasus ini petugas kurang terampil dalam melakuan Periksa Dalam sehingga salah dalam mendiagnosa. Petugas harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada keluarga pasien dengan adanya kesalahan dalam mendiagnosa, gunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan salah paham.
Pada kala II ibu mengalami inersia uteri sekunder, karena dari awal hisnya bagus tetapi pada kala II mengalami kemunduran his. sehingga ibu dipasang infus RL+ 5U synto, tindakan ini tidak sesuai dengan teori karena pytosin infus dosis awal mulai dengan 2,5 U dengan tetesan 10tpm (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal).
Asuhan sayang ibu yang diberikan yaitu ibu didampingi keluarga saat persalinan. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
Pada kala III dilakukan manajemen aktif kala III yang dapat menurunkan kejadian perdarahan postpartum, mengurangi tranfusi darah dan terapi oksitosin ( Pusdinakes-WHO-JPHIEGO, 2003). Setelah plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih ada sebagian yang tertinggal dalam kavum uteri karena dapat menyebabkan perdarahan (Sarwono, 2006).
Kala IV berjalan dengan normal dan telah dilakukan pemantauan kala IV dengan seksama. Selama kala IV petugas memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan (Maternal dan Neonatal, 2006). Tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan sudah dipantau dalam kala IV.
Semua tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I sampai kala IV sudah di catat dalam partograf. Fungsi partograf itu sendiri adalah sebagai alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (Asuhan Persalinan Normal, 2008 ).